PADANG – Merasa sudah tidak pantas menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), Ris Antoni menyatakan mundur sebagai penerima program pemerintah untuk membantu keluarga kurang mampu.
Banyak pihak menilai, keikhlasan Ris Antoni patut dicontoh penerima PKH lain yang merasa hidupnya sudah lebih baik dari sebelumnya.
“Hampir 3 tahun saya menerima bantuan pemerintah lewat PKH. Saat ini saya merasa tidak pantas lagi menerimanya, apalagi kedua anak saya sudah tamat kuliah. Tinggal lagi si bungsu yang masih kelas 1 SMA,” kata Ris, Jumat (28/8/2020).
Walau belum bisa dibilang kaya, tapi Ris dan suami, Anton Islami yang sehari-hari berjualan kopi di depan kantor KPU Sumbar merasa masih banyak keluarga lain yang lebih pantas menerimanya. Ia sendiri, walau masih banting tulang berjualan setiap hari, tapi mensyukuri rezeki dari Allah selama ini sehingga kedua anaknya bisa menamatkan pendidikan tinggi.
“Kalau dibilang sudah kaya, ya tidaklah. Sampai sekarang saya masih berkedai kopi. Tapi, Alhamdulillah, cukuplah untuk makan sehari-hari. Apalagi anak bungsu saya sekolah di SMA negeri, sehingga biayanya tidak terlalu besar,” ungkap Ris.
Mengetahui sikap RIS Antoni tersebut, HM Nurnas, Sekretaris Komisi I DPRD Sumbar, mengapresiasi. Menurut HM Nurnas, apa yang dilakukan RIS luar biasa, apalagi di saat banyak masyarakat berlomba-lomba mengurus bantuan pemerintah.
“Sikap Ris ini patut dicontoh masyarakat lain yang selama ini hidupnya jauh lebih baik, tapi tetap saja menerima bantuan yang jelas-jelas diperuntukkan bagi warga kurang mampu tersebut,” ungkap Nurnas.
Nurnas mengaku mengenal Ris Antoni. Sepengetahuannya, kehidupan sehari-hari Ris sederhana dan masih jauh dari standar kaya. Bahkan rumahnya biasa-biasa saja.
“Mungkin Ris merasa untuk biaya sehari-hari sudah cukup dari kedai yang dikelola bersama suaminya. Mungkin ini yang disyukurinya,” ujar Nurnas. (mat)