Oleh : Almasri,
Mahasiswa S2 IAIN Batusangkar
Lembaga pendidikan islam harus dapat menunjukkan eksistensinya sebagai Lembaga pendidikan yang mampu bersaing di era global karena mampu untuk merespon tuntutan dan kebutuhan masyarakat secara luas. Agar menjadi pendidikan yang unggul dan berdaya saing tinggi serta diminati oleh masyarakat, Lembaga pendidikan islam harus mulai berbenah diri yang berorientasi pada kebutuhan dan tuntutan dunia global tanpa menghilangkan eksistensi dan karakteristik islaminya.
Manajemen sendiri memiliki pengertian mengurus, mengendalikan, memimpin atau membimbing, Manajemen Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses penataan kelembagaan pendidikan yang melibatkan sumber daya manusia dan non manusia dalam menggerakkannya untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Proses penataan ini akan melibatkan pelaksanaan beberapa fungsi manajemen yang oleh pakar manajemen pendidikan sering disebut sebagai POAC (planning, organizing, actuating, dan controlling). Empat proses ini digambarkan dalam bentuk siklus karena memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Misalnya pelaksanaan feedback dari pelaksanaan controlling dapat menjadi dasar atau masukan untuk membuat planning baru.
Dalam manajemen pendidikan islam, diperlukan dua aspek yang terpadu, yaitu menyatunya sikap manajer dan leader yang berciri khas islam atau yang dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai islam. Beberapa ajaran dan nilai-nilai islam yang terkait dengan pegembangan manajemen pendidikan islam dimulai dengan niat. Niat harus muncul dari hati dan mengharapkan ridho Allah SWT, yang kemudian dilanjutkan dengan mujahadah. Yakni berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan untuk mewujudkan niat dalam bentuk amal (perbuatan) dan konsisten dengan sesuatu yang direncanakan. Dijelaskan secara ringkas, setelah niat diwujudkan kemudian dilakukan dengan muhasabah yakni melakukan kontrol dan evaluasi terhadap rencana yang telah dilakukan.
Islam adalah agama amal atau kerja (praktis), yang inti ajarannya adalah bahwa hamba mendekati dan memperoleh ridho Allah SWT melalui kerja atau amal shalih dan dengan memurnikan sikap penyembahan hanya kepada-Nya. Hal ini mengandung makna bahwa islam adalah agama yang mengajarkan orientasi kerja. Nilai-nilai tersebut sepatutnya menjadi kekuatan pendorong dan etos kerja bagi pengembangan manajemen pendidikan islam.
Kepala sekolah yang memiliki peran sebagai manajer di sekolah memiliki tanggung jawab dalam manajemen pendidikan di sekolah. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan erat dengan pembelajaran perlu direncanakan dan dikelola dengan sebaik mungkin. Sehingga untuk menerapkan hal tersebut, seorang manajer haruslah harus memiliki kemampuan konseptual (conceptual skill), kemampuan teknis (technical skill, dan hubungan insani )human skill). Manajemen pendidikan meletakkan kajian pada berbagai unsur manajemen yang bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan atau kompetensi. Baik kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan, yang dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial, yang secara menyeluruh disebut sebagai kecakapan hidup (life skill). Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan bermutu, baik quality in fact maupun quality in perception. Aplikasi manajemen peningkatan mutu pendidikan terhadap sekolah didasarkan atas pemikiran bahwa para administrator dan manajer pendidikan pendidikan perlu menemukan kerangka kerja yang muncul dari dalam Lembaga.
Banner (1992) mengidentifikasi prinsip-prinsip mendasar tentang mutu, yaitu definisi kualitas lebih mengacu pada konsumen, bukan pada pemasok. Konsumen adalah seorang yang memperoleh produk atau layanan, seperti mereka yang secara internal dan eksternal terkait dengan organisasi dan bukannya “pembeli” atau “pembayar”. Mutu harus mencakup persyaratan kebutuhan dan standar. Mutu dicapai dengan mencegah kerja yang tidak memenuhi standar, bukannya dengan melacak kegagalan, melainkan dengan peningkatan layanan dan produk yang terus-menerus. Peningkatan mutu dikendalikan oleh manajemen tingkat senior, tetapi semua yang terlibat di dalam organisasi harus ikut bertanggung jawab, mutu harus dibangun dalam setiap proses. Mutu diukur melalui proses statistik, anggaran mutu adalah anggaran biaya yang tidak disesuaikan dengan tuntutan persyaratan sehingga terjadi “kesenjangan” antara penyerahan barang. Alat yang paling ampuh untuk menjamin terjadinya mutu adalah kerja sama (tim) yang efektif, dan pendidikan dan pelatihan merupakan hal yang fundamental terhadap organisasi yang bermutu.
Dalam manajemen peningkatan mutu terkandung upaya : (1) mengendalikan proses yang berlangsung di lembaga pendidikan, baik kurikuler maupun administrasi, (2) melibatkan proses diagnosis dan proses tindakan untuk menindaklanjuti diagnosis, (3) peningkatan mutu harus didasarkan atas data dan fakta, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, (4) peningkatan mutu harus dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan, (5) peningkatan mutu harus memberdayakan dan melibatkan semua unsur yang ada di lembaga pendidikan, dan (6) peningkatan mutu memiliki tujuan yang menyatakan bahwa sekolah atau madrasah dapat memberikan kepuasan kepada peserta didik, orangtua, dan masyarakat.
Untuk mewujudkan sekolah yang berkualitas, sangat dibutuhkan kepala sekolah yang kreatif dan inovatif serta mampu menggerakkan seluruh sumber daya yang berkualitas dalam mencapai visi dan misi madrasah. Kepala sekolah sebagai manajer harus mampu mengelola sekolah dengan baik dan penuh tanggung jawab serta dapat memberdayakan sumber daya manusia dan nonmanusia yang ada di madrasah dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Suatu organisasi akan berhasil dalam mencapai tujuan dan program-programnya jika orang-orang yang bekerja dalam organisasi tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya. Agar orang-orang dalam organisasi tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, diperlukan seorang pemimpin yang dapat mengarahkan segala sumber daya menuju ke arah pencapaian tujuan. Dalam suatu organisasi, berhasil atau tidaknya tujuan tersebut sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu pemimpin dan orang yang dipimpinnya. Agar kepemimpinan yang dilaksanakan oleh pemimpin tersebut efektif dan efisien, salah satu tugas yang harus dilakukan adalah memberikan kepuasan kepada orang yang dipimpinnya.
Manajemen pendidikan merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan usaha para anggota lembaga pendidikan dan penggunaan sumber daya lainnya agar mencapai tujuan suatu lembaga pendidikan. Pelaksanaan manajemen pendidikan di sekolah bukan hanya tugas perorangan, tetapi tugas semua warga sekolah yang ada harus saling mendukung dan menjalankannya semua sesuai dengan rencana.
Manajemen peningkatan mutu pendidikan Islam di sekolah merupakan upaya peningkatan mutu pendidikan Islam yang berfokus pada pelanggan (peserta didik / orang tua / masyarakat), keterlibatan seluruh komponen sekolah, lulusan yang berkualitas, komitmen seluruh komponen di sekolah untuk mencapai tujuan dan dilakukan usaha perbaikan secara terus menerus dan berkelanjutan. (***)