PADANG — Umat Islam pasti ingin masjid tempat mereka beribadah megah, anggun, aman, dan nyaman seperti Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. Sumatera Barat (Sumbar) sudah punya masjid megah, yakni Masjid Raya Sumbar.
Masjid yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Sumbar ini bisa dikembangkan seperti dua masjid di Arab Saudi itu.
Juru Bicara Tim Pemenangan Nasrul Abit-Indra Catri (NA-IC), Hidayat, menjelaskan bahwa memakmurkan dan menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan umat merupakan salah satu program unggulan pihaknya. Mereka ingin Masjid Raya Sumbar dikelola secara modern dengan “bercita rasa” Masjidil Haram dan Nabawi.
“NA-IC ingin mewujudkan masjid yang aman, nyaman, bersih, memiliki imam besar, dan menjadi pusat kegiatan umat,” ujar Hidayat.
Ia menjelaskan bahwa dalam program unggulan NA-IC, Masjid Raya Sumbar akan ditata dan dikelola sebaik mungkin dengan memanfaatkan fasilitas yang ada, seperti menjadikan taman sebagai pusat kegiatan umat, memanfaatkan gedung-gedung di sana sebagai pusat dan taman pengajian Alquran dan hadis.
“Kita ingin Masjid Raya Sumbar menjadi tempat anak-anak belajar Alquran dan hadis, tempat masyarakat berkeluh-kesah kepada ulama, pusat kajian keislaman mulai dari kajian akidah hingga fiqih. Dengan begitu, persoalan umat tidak diselesaikan di warung atau kedai kopi, tetapi di masjid,” ucapnya.
Untuk mengelola masjid, Hidayat mengatakan bahwa pihaknya akan melibatkan tenaga profesional dari berbagai bidang ilmu, seperti agama, managemen, bahkan hiburan (entertainment).
“Kita harus punya imam besar tetap yang fasih bacaannya, punya sound system yang bagus sehingga salat serasa di Nabawi. Kita juga harus punya pustaka Islam sebagai pusat pembelajaran. Kita ingin memanfaatkan taman sebagai tempat berjualan bagi pelaku UMKM, seperti sajadah dan sebagainya. Bisa juga kita sediakan semacam studio mini untuk memutar film sejarah Islam dan tokoh Islam Minangkabau,” tuturnya.
Pihaknya merencanakan semua pengelolaan Masjid Raya Sumbar itu agar persoalan umat Islam di Sumbar bisa terselesaikan dengan tetap mengadopsi falsafah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.
“Ini gagasan dan kecil yang punya manfaat besar. Masjid Raya Sumbar bisa menjadi contoh bagi masjid-masjid lain di daerah. Kami akan wujudkan ini jika NA-IC terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar. Kami di legislatif akan dorong dengan regulasi karena pengelolaan masjid ini di bawah Pemprov Sumbar,” katanya.(*)