Opini  

Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya

Efek shabu dalam jangka pendek :

Shabu juga dapat meningkatkan jumlah neurotransmitter dopamine yang mengarah kepada tingginya tingkat kimia di otak. Dopamin terlibat dalam fingsi motorik terhadap rasa senang dan motivasi. Kemampuan shabu dalam melepasakan dopamin ke otak sangat pesat sehingga akan menghasilkan euforia mendadak dan singkat, sehingga para pengguna akan terus menambahkan dosisnya.

Efek shabu dalam jangka pendek secara umum adalah :
Denyut jantung cepat dan tak teratur, Euphoria dan sikap terburu-buru, Hilangnya nafsu makan, Hipertermia
Insomnia.

Efek shabu dalam jangka panjang :
Para pengguna akan selalu mengambil dosis yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang diinginkan, sehingga hidup mereka akan terikat/ketergantungan dengan obat tersebut. Ketika tidak mengonsumsi shabu, mereka akan mendapatkan gejala depresi, cemas, lelah, dan keinginan kuat untuk mengonsumsi obat.

Selain itu, penggunaan shabu telah terbukti memiliki dampak negatif terhadap sel-sel otak non-saraf yang disebut mikroglia. Sel-sel ini mendukung kesehatan otak dengan melindungi otak dari agen-agen infeksi dan menghapus neuron yang rusak. Jika terdapat kerusakan pada sel tersebut maka hal ini dapat meningkatkan seseorang terkena stroke yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak. Sebuah studi terbaru bahkan menunjukkan kejadian yang lebih tinggi dari gangguan Parkinson antara mantan pengguna shabu.

Efek shabu jangka panjang, sebagai berikut :
Efek psikologi seperti paranoia, halusinasi, dan aktivitas motorik berulang, Gangguan suasana hati, hilang ingatan,
kecanduan, masalah gigi yang parah, melemahnya konsentrasi, Menurunnya berat badan, Menurunnya kemampuan berpikir dan kemampuan motorik, Perilaku agresif atau kekerasan, Perubahan struktur dan fungsi otak, Ekstasi

Ekstasi adalah nama umum untuk 3,4-methylenedioxymethamphetamine (MDMA). Ekstasi adalah bahan kimia sintetis dengan efek kompleks yang meniru stimultan shabu dan senyawa halusinogen. Pada awalnya ekstasi dipatenkan oleh perusahaan farmasi Jerman, Merck, pada tahun 1910 dan digunakan sebagai obat untuk meningkatkan mood dan diet. Namun, pada tahun 1985, AS Drug Enforcement (DEA) melarang penggunaan obat ini karena potensinya sebagai agen perusak otak.
Efek ekstasi dalam jangka pendek :
Pengguna biasanya akan merasakan efek ekstasi 30 menit setelah mengonsumsi.

Beberapa efek ekstasi jangka pendek, sebagai berikut :
Berkeringat dingin, Insomnia, Kram otot, Menegangnya mulut, wajah dan dagu, Meningkatnya denyut jantung, Menurunnya nafsu makan ,Penglihatan buram, Pusing dan demam, Tekanan darah meningkat, Tremor

Efek ekstasi dalam jangka panjang :
Para peneliti percaya bahwa ekstasi dapat menyebabkan kebocoran serotonin di otak selama penggunaannya. Tanpa berfungsinya neurotransmitter, kondisi seperti depresi, kecemasan, insomnia dan kehilangan memori akan lebih mungkin terjadi. Kondisi ini akan dapat muncul dalam waktu yang lama, bahkan setelah penggunaan telah berakhir.
Berikut adalah efek ekstasi jangka panjang terhadap psikologi dan fisik :
Delusi paranoid, Depresi, Insomnia, Linglung, Meningkatkan kecanduan, Serangan panik, Tidak mampu membedakan realita dan fantasi

Heroin

Heroin atau putaw adalah narkotika sangat adiktif yang diproses dari morfin, yaitu zat alami yang dari ekstrak benih biji tanaman poppy varietas tertentu. Heroin biasa dijual dengan berbentuk serbuk putih atau kecoklatan yang telah dicampur dengan gula, pati, susu bubuk atau kina. Heroin yang murni berbentuk serbuk putih yang sangat pahit dan biasanya berasal dari Amerika Selatan.