PADANG — Nasrul Abit mengaku maju ke Pilkada Sumbar 2020 karena merasa memiliki utang kepada provinsi ini. Utangnya itu ialah masih adanya daerah tertinggal di Sumbar yang belum keluar dari status tersebut. Ia ingin menulansi utang tersebut dengan maju sebagai calon gubernur.
Selama menjadi Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit berupaya mengeluarkan tiga daerah dari status tertinggal. Dari tiga daerah yang masuk daerah terdepan, terluar, terbelakang (3T), dua di antaranya sudah ke luar dari status tersebut.
Daerah yang masih berstatus tertinggal ialah Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang masih dalam proses ke luar dari kategori daerah tertinggal. Karena itu, ia ingin melanjutkan pekerjaan rumah yang terbengkalai itu lima tahun ke depan.
“Ketika awal menjabat pada 2016, saya ditugasi oleh Gubernur Sumbar untuk mendampingi daerah 3T agar ke luar dari status tersebut. Alhamdulillah Pasaman Barat dan Dharmasraya sudah selesai. Tinggal Mentawai,” ujarnya.
Selain itu, kata Nasrul Abit, pada tingkat nagari, masih ada ratusan nagari yang masih tertinggal. Setidaknya saat ini ada 120 nagari di Sumbar yang mendesak untuk dikeluarkan dari status tertinggal.
Ia mencontohkan bahwa salah satu daerah yang perlu mendapatkan perhatian secepatnya ialah Muara Sungai Lolo di Kabupaten Pasaman. Di daerah itu ekonomi masyarakat sangat rendah. Satu-satunya mata pencarian di sana ialah berkebun dan menyadap karet.
“Di Sungai Lolo itu bahkan ada keluarga yang penghasilannya Rp500 ribu sebulan dengan tujuh anggota keluarga,” ucapnya.
Untuk mengeluarkan kabupaten dan nagari-nagari dari status tertinggal, kata Nasrul Abit, dibutuhkan pembangunan infrastruktur dan fasilitas yang dapat mendukung perekonomian masyarakat.
Di Pasaman Barat, misalnya, kata dia, sedang digarap Pelabuhan Teluk Tapang. Jika sudah selesai dibangun, pelabuhan itu bisa menjadi penyangga Pelabuhan Teluk Bayur, yang selama ini diandalkan membawa hasil perkebunan.
“Nanti untuk ekspor dan pengiriman hasil kebun bisa dari Teluk Tapang. Lebih dekat dan efisien,” tuturnya.
Hal lain yang perlu diupayakan di Sumbar, menurut Nasrul Abit, ialah pemerataan akses internet. Hingga kini setidaknya terdapat 404 titik yang tidak ada akses internet di provinsi ini.
Masih banyaknya titik tanpa akses internet itu mengakibatkan mahasiswa dan siswa yang kini belajar daring (online) kesulitan mengikuti proses belajar mengajar.
“Tahun ini dibangun 38 tower. Sisanya diupayakan Pemeprov Sumbar ke depannya,” katanya.(*/mbb)