JAKARTA-Anggota Badan Anggaran DPR RI, Hj. Nevi Zuairina ketika rapat bertemu dengan Menteri Keuangan dan Gubernur BI membahas laporan semester I dan prognosis semester II RAPBN 2021 menyampaikan agar keuangan negara yang sudah sangat menipis ini difokuskan pada pertumbuhan ekonomi dan pelayanan pada masyarakat.
“Kita tinggalkan dulu agenda yang menyerap dana besar hinga hutang sana sini. Kita mesti realistis dan bijak dalam membagi-bagi setiap detail dana negara ini untuk fokus pada pertumbuhan ekonomi dan pelayanan pada masyarakat. Ini hanya sementara, geser dulu mega proyek yang tidak mendesak, seperti pindahnya Ibu Kota Negara”, tutur Nevi.
Politisi PKS ini mengingatkan pemerintah, saat ini sistem kesehatan kita masih lemah. Secara bersamaan, kemampuan daya beli masyarakat mesti dapat di tingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Ini ibarat buah simalakama. Sebuah tantangan bagi pemerintah yang sangat berat, bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan daya beli, dan secara bersamaan melakukan penguatan sistem kesehatan dengan membuat strategi penanganan pandemi yang pas dan akurat”, pinta Nevi.
Nevi yang juga duduk di Komisi VI DPR ini menegaskan, saat ini yang sangat mendesak dilakukan adalah penguatan sektor kesehatan yang menghadapi gelombang kedua pandemi covid-19 yang kian mengganas. Sedangkan sektor yang harus dipertahankan untuk mendukung keberlangsungan hidup masyarakat adalah sektor pangan dan logistik terutama pada saat PPKM darurat.
Ia melanjutkan, rencana-rencana pemerintah yang belum mendesak untuk direalisasikan sebaiknya ditahan terlebih dahulu dalam rangka penghematan anggaran. Perjuangan keras melawan pandemi baik secara kesehatan maupun faktor lain dari dampak pandemi memaksa seluruh elemen bangsa untuk tetap bertahan secara ekonomi, sosial, dan budaya.
“Seperti rencana pembangunan ibukota baru, pembangunan tol, dan proyek-proyek lainnya yang tidak secara langsung menyasar masyarakat, ini bisa ditunda terlebih dahulu. Apalagi saat ini ada opsi vaksin berbayar yang tentu akan semakin memberatkan masyarakat. Lebih baik fokus dulu kepada program vaksinasi ini yang diberikan gratis kepada masyarakat”, saran Nevi.
Legislator asal Sumbar ini juga menyoroti beberapa program yang kurang efektif dalam mencapai tujuan. Pemerintah mesti menyisir setiap serapan anggaranyang mengambil porsi cukup besar namun tidak menghasilkan tujuan seperti yang diinginkan. Padahal ada peringatan yang cukup keras mengenai defisit anggaran semester 1 sebesar 1,72% dimana pengeluaran negara lebih besar 283,2 triliun dari pendapatan.
“Kalau memang dirasa kurang efektif, sebaiknya program-program yang tidak efektif dan efisien dialokasikan untuk keperluan kesehatan dan pangan, sehingga kehidupan ekonomi bisa berjalan normal. Proyek mercusuar mesti dihentikan sementara ini hingga negara dalam keadaan baik segala sesuatunya. Kinerja ekonomi pemerintah saat ini masih jauh dari target, menunjukkan negara tidak sedang baik-baik saja”, tutup Nevi Zuairina.(*)