Jakarta — Anggota Komisi VI DPR RI, Hj. Nevi Zuairina ketika Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) antara Komisi VI dengan Perusahaan-Perusahaan obat-obatan meminta agar ada kesiapan semua pihak dunia kesehatan dalam menghadapi pandemi gelombang ketiga. Karena menurutnya, pemerintah beserta seluruh stakeholder kesehatan sudah berpengalaman sekitar dua tahun melewati pandemi ini.
Nevi mengatakan, ada sekitar lima perusahaan farmasi yang mewakili hadir pada rapat dengar pendapat ini diantaranya, Direktur PT Pro Sehat Indonesia, Chief Executive Officer PT Yes Dok Indonesia, Chief Executive Officer PT Milvik Indonesia, Chief Executive Officer PT Medika Nusantara Digital, dan Deputi Chief Executive Officer PT Link Medis Sehat.
“Saya mengharapkan ada Kesiapan Layanan Telemedis Menghadapi Ancaman Kenaikan Covid-19 Varian Omicron terutama kepastian supply obat-obatan dan vitamin yang merata di seluruh Indonesia. Meskipun fatalitas jenis virus omicron ini tidak sebesar varian delta, namun kemampuan sebarannya sangat tinggi sehingga pendukung medis termasuk obat-obatan harus ada merata di seluruh Indonesia sehingga tiap daerah ada persiapan kokoh untuk memberikan pelayanan proses penyembuhan pasien terkonfirmasi COVID-19”, tutur Nevi.
Legislator asal Sumatera Barat II ini mengatakan, bahwa peningkatan kasus COVID-19 ini perlu diiringi dengan tingkat perawatan di rumah sakit (RS). Meskipun begitu, tingkat perawatan di RS jauh lebih rendah jika dibandingkan saat penyebaran varian Delta di tahun lalu. Data harian perawatan pasien COVID-19 per 13 Februari 2022 menunjukkan bahwa ada 27.009 yang dirawat di RS, dengan Jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit tetap terkendali.
Merujuk informasi dari pemerintah melalui kementerian kesehatan, Nevi Zuairina mengatakan bahwa pasien konfirmasi Omicron tidak membutuhkan perawatan yang serius di RS, hanya perlu menjalani isolasi mandiri di rumah dengan diberikan suplemen vitamin maupun obat terapi tambahan yang telah diizinkan penggunaannya oleh pemerintah.
“Pimpinan perusahaan farmasi yang hadir disini, saya harapkan dapat sinkronisasi dengan pemerintah karena pemerintah akan bekerjasama dengan 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah untuk mempercepat proses kesembuhan. Kebutuhan obat-obatan pasti tinggi jika volumenya se Indonesia”, kata Nevi.
Politisi PKS ini menambahkan, sinergi dengan pemerintah, akan banyak menjawab persoalan baik kebutuhan masyarakat maupun serapan obat-obatan serta vitamin yang tepat. Hingga saat ini, program penggunaan layanan telemedicine untuk pasien terkonfirmasi positif COVID-19 baru berlaku di area Jabodetabek.
“Peningkatan jangkauan pelayanan Telemedis kedepannya harus menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia. Dan untuk menjamin atau meminimalisir persoalan di kemudian hari, Semua stakeholder harus mampu menjaga kerahasiaan data pribadi pasien terkonfirmasi COVID-19 yang menggunakan Telemedis. Jangan sampai ada kasus bocornya data pribadi terjadi pada Telemedis”, tutup Nevi Zuairina. (*)