Ngeri-ngeri Sedap di Sitinjau Lauik

Jalan Sitinjau Lauik. ( roni aprianto)

Saat penghitungan suara degup jantung peserta KLB berdetak kencang. Harap- harap cemas, dan berdoa agar jagoan mereka menang. Alhasil, Widya Navies unggul 174 suara dari kompetitornya Heranof Firdaus yang hanya memperoleh suara 102, Adrian Tuswandi 5 suara dan Almudasir 3 suara.

Sementara Ketua DKP dimenangkan oleh Zul Effendi dengan perolehan suara 172 dan Eko Yanche Edrie dengan suara 112. Pemenang KLB mendadak bak artis ternama, ditarik sana, ditarik sini untuk berfoto.

Usai acara KLB Kota Padang kembali diguyur hujan deras. Terbayang kembali Jalan Lintas Sitinjau Lauik. Terbayang macet kendaraan dan longsor. Hati berkata dua, balik ke Dharmasraya hari ini atau esok Kamis 23 Mei 2024.

Saya menawarkan ke kawan- kawan untuk pulang besok. ” Kita pulang malam ini, saya besok ada urusan ke Bank,” kata Habibi membantah tawaran saya.

“Besok orang libur, hari Jumat 24 Mei 2024 libur nasional. Sudah pasti Bank tutup,” ucap Ilka Jansen meyakinkan.

“Nanti kita pikirkan, pulang sekarang atau besok. Sekarang kita pamit dulu sama panitia dan pemenang KLB,” tambah Syafri Piliang.

Usai berpamitan kami pun berangkat menembus derasnya hujan. Perlahan kendaraan yang kami tumpangi menyusuri kota padang hingga azan magrib berkumandang syahdu. Kami bergegas mencari masjid terdekat untuk menunaikan salat. Usai salat kami sepakat, malam itu langsung balik ke Dharmasraya.

Hingga pukul 20.35 WIB hujan tak kunjung berhenti, mobil Avanza yang dikemudikan Ilka Jansen dan mobil Innova yang dikendarai H.Habibi terus melaju bersaing dengan ratusan kendaraan lainnya. Hingga tibalah kami di Jalur Sitinjau Lauik. Kawasan yang membuat ngeri ngeri sedap.

Nasib mujur, jalur dari arah Padang menuju Kabupaten Solok lancar tanpa kendala. Lain halnya dari arah Kabupaten Solok menuju Padang, macet. Ratusan antrian mobil bergerak pelan seperti siput.

“Alhamdulilah kita tidak terjebak macet. Biasanya kalau hujan hujan begini kendaraan pengangkut barang berjejer seperti gerbong kereta api yang mengakibatkan jalanan macet,” ucap Ilka sembari tancap gas dengan kecepatan 60- 80 Kilometer per jam.

Hingga pada akhirnya kami sampai dengan selamat di Kabupaten Dharmasraya pukul 02,30 WIB dini hari. ( ***)