PADANG – Ketua Komisi III ,Ali Tanjung meminta Pemprov Sumbar untuk belajar pada Pemprov Jawa Barat (Jabar) terkait pengelolaan BUMD berjenis hotel.
Hal ini dikarenakan Jabar memiliki BUMD yakni Hotel Preanger yang mampu berlaba besar.
Sementara BUMD milik Sumbar yang juga bergerak di bidang perhotelan, Balairung terus merugi.
Ali Tanjung mengatakan beberapa waktu lalu, Komisi III sempat melaksanakan kunjungan kerja ke Hotel Preanger yang berada di Bandung tersebut saat studi komparatif.
Saat studi komparatif tersebut Komisi III mendapatkan informasi bahwa hotel milik Pemprov Jabar tersebut mampu meraup keuntungan besar.
“Karena keuntungan yang diperoleh besar, hotel ini memberikan dividen mencapai Rp29 miliar setiap tahunnya pada kas Pemprov Jabar,” ujar Ali Tanjung.
Sementara aset hotel tersebut Rp200 miliar. Jumlah aset ini dinilai Ali Tanjung tak jauh berbeda dengan aset uang dimiliki hotel milik Sumbar, Balairung yakni Rp150 miliar.
“Jumlah aset tak jauh berbeda. Mengapa hotel Jabar bisa untung banyak dan berikan dividen besar. Sementara hotel kita Balairung tidak bisa berikan deviden?” katanya.
Bahkan, lanjut Ali Tanjung, pihak manajemen Hotel Balairung selalu mengeluhkan mereka kesulitan mendapatkan untung.
Dia mengatakan hal ini perlu menjadi rujukan Sumbar. Pemprov Sumbar perlu belajar pada Pemprov Jabar perihal pengelolaan BUMD sektor perhotelan.
Selain itu, lanjut Ali Tanjung, untuk lokasi hotel, Balairung pun tak kalah strategis karena letaknya berada di Jakarta. Sementara Hotel Preanger berada di Bandung.
“Jika hotel milik Jabar bisa maju seperti itu, maka hotel kita seharusnya juga bisa maju,” katanya lagi.
Terkait itu, Komisi III, meminta Pemprov untuk segera menindaklanjuti rekomendasi DPRD Sumbar, yakni melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam pengelolaan Hotel Balairung. (401)