Optimistis tersebut sebut Kunjtoro sudah terlihat dalam suasana Musda yang penuh dengan keakraban. Kondisi itu di luar dugaannya.
“Untuk pengurus yang baru saya harapkan melahirkan sebuah gebarakan baru yang tak hanya bermanfaat untuk Sumbar saja, tapi juga harus untuk Indonesia,” Kuntjoro.
Persi sebutnya ibarat punya dua kaki. Kaki pertama ada untuk setiap rumah sakit. Sebab rumah sakit itu sendiri tidak boleh sakit. Maknya perlu kekompakkan tadi. Sedangkan kaki yang satunya, ada untuk kepentingan publik. Setiap rumah sakit tidak boleh pandang bulu dalam melayani pasien, bagaimana pun caranya.
Sementara, dr. Irayanti Mudrikan selaku Ketua Persi Sumbar sebelumnya, mengatakan tantangan layanan kesehatan saat ini makin besar. Baik dari luar maupun dalam. Kondisi itu harus menjadi perhatian serius kepengurusan Persi yang bari.
“Bagaimana kita mengelola dengan pola JKN sehingga bisa menjalankan RS secara efisien dan efektif. Dalam hal ini peran Persi dalam meningkatkan kompetensi anggotanya sangat diharapkan, agar bisa mengelola RS dengan baik,” ujarnya.
Harapan lainnya, kepengurusan Persi yang baru banyak melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat bagi anggotanya dan masyarakat.
Sementara, sebelum Musda, Persi Sumbar juga menggela seminar dan lokakarya Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS). Ini menjadi poin awal keseriusan Persi Sumbar dalam mewadahi terealisasinya seluruh rumah sakit dengan akreditasi dan pelayanan yang baik di Sumbar, dan Indonesia secara umum. (107)