PARIK MALINTANG – Jembatan di Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, ambruk. Akibatnya, trasportasi Padang – Bukittinggi, lumpu. Mau lewat Malalak, tidak ada yang berani merekomendasi, sebab sangat rawan, longsor.
Peristiwa yang sangat berdampak terhadap kehidupan masyarakat itu terjadi, Senin (10/12), pada saat masuknya waktu magrib.
Akibat ambruknya jembatan di jalan lintas nasional tersebut, ratusan kendaraan sempat tertahan sampai berjam-jam. Baik yang datang dari Bukittinggi, maupun yang dari Padang.
Salah satu jalan alternatif untuk bisa sampai ke Bukittingi atau, yang dari Bukittinggi ke Padang adalah melewati Malalak. Namun, pihak berwajib tidak berani memberikan rekomendasi.
Pasalnya, jalur Malalak sangat rawan dengan longsor. “Ya, apalagi musim hujan, seperti sekarang,” kata Kepala BPBD Padang Pariaman, Budi Mulya.
Apa yang disampaikan Budi Mulya, dibenarkan Kapolres Padang Pariaman, AKBP Rizki Nugroho. “Alternatif lain adalah melewati jalur Sitinjau Lawik,” ujarnya.
Sebelumnya Kapolres menyebutkan, ambruknya jembatan di Kayutanam diduga karena dihatam arus sungai. Sore itu, arus sungai, Batang Kalu meningkat drastis dan mengalir deras.
Sementara belum ada korban sekaitan ambruknya jembatan di Kayutanam. Namun, hal itu dipastikan akan berdampak terhadap kehidupan masyarakat.
Dia menyebutkan, ada ribuan warga setiap hari, melintas di jalur Padang – Bukittinggi via Kayutanam. Ada yang pergi dan yang kembali setelah melaksanakan tugas.
Waktu Lama
Kapolres Rizki Nugroho mengatakan, perlu waktu cukup lama untuk memasang kembali konstruksei jembatan yang putus.
“Waktu tercepat pekerjaan bila menggunakan tahapan kontijensi pembangunan jembatan adalah sekitar 13 bulan dan, itu dalam kondisi cuaca baik,” kata Kapolres mengutip keterangan pihak Binamarga. (dharmansyah)