PARIKMALINTANG-Hujan disertai angin kencang melanda Padang Pariaman. Cuaca buruk pada petang hari, Selasa (11/6) itu, telah memicu terjadinya sejumlah bencana. Ada longsor dan, banjir pun terjadi di mana-mana.
Di daerah Simpang Sigalumbuak, Koto Tabuah, Kampuang Pinang, Nagari Batu Gadang, Kecamatan Sungai Garinggiang, dilaporkan ada satu rumah tertimbun longsor. Salah seorang dari penghuninya, Syarir, 40, dikabarkan meninggal dalam kejadian tersebut.
Menurut informasi sementara, banjir merendam Pasar Sungai Limau. Puluhan petak toko dan kios terendam hingga ketinggian sekitar satu meter. Konon banjir kali ini adalah yang terparah sepanjang sejarah.
Banjir juga terjadi di Paingan, Kecamatan Sungai Limau dan pada beberapa titik dalam wilayah Kecamatan V Koto Kampuang Dalam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang Pariaman, Budi Mulya, menyebutkan, sejumlah warga yang terperangkap banjir telah berhasil dievakuasi.
Dia membenarkan, ada rumah yang tertimbun longsor di daerah Koto Tabuah, Batu Gadang, Kecamatan Sungai Garinggiang yang terkena longsor. Salah seorang penghuninya dilaporkan meninggal. Sementara beberapa lainnya mengalami luka-luka dan sudah dibawa ke Puskesmas.
Menurut Budi, akibat tingginya curah hujan dan kencangnya angin, juga mengakibatkan tumbangnya sejumlah pohon. Diantaranya ada membelintangi badan jalan sehingga mengakibatkan trasportasi terputus.
Kepala BPBD, Budi Mulya yang sampai berita ini diturunkan masih berada di lapangan, belum bisa memastikan berapa banyak daerah yang terkena banjir dan rumah yang terkena longsor. “Kami masih di lapangan untuk melakukan pendataan,” akunya.
Sementara dari Kota Pariaman dilaporkan, sekitar 150 wisatawan sempat tertahan di Pulau Angso Duo selama kurang lebih tiga jam. Namun, ketika berita ini diturunkan, semua sudah berhasil dievakuasi.
Hujan Deras
Hujan mulai turun sekitar pukul 15.00 Wib. Turun begitu lebatnya. Banyak warga tampak cemas. Apalagi hujan diiringi dengan angin kencang.
Melihat buruknya cuaca, Kepala BPBD Padang Pariaman, Budi Mulya mengimbau warganya supaya waspada. Terutama yang tinggal di daerah-daerah rawan. Seperti di daerah bantaran sungai. (213)