Jangankan untuk menyisihkan uang, memenuhi kebutuhan makan sehari-hari saja sulit. Sang istri, Juliati (50) sehari-harinya menjadi buruh sadap getah karet. Selama Saidin terbaring lemah, Juliati lebih banyak di rumah untuk merawat.
Hampir seluruh barang berharga di rumah itu telah dijual, tak terkecuali alat-alat musik hasil buatannya sendiri, seperti gitar gambus, viul (biola melayu jambi), rebana siam, hingga gendang. “Semuanya sudah habis dijual untuk membeli obat,” katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan berobat, Saidin terpaksa menjual hampir seluruh barang berharga di rumah itu, termasuk alat-alat musik hasil buatannya sendiri, seperti gitar gambus, piul, rebana siam, dan gendang.
”Semuanya sudah habis dijual,” katanya. Apa pun keadaannya, Saidin tak mau menyerah kalah oleh penyakit. Ia ingin sembuh dan meneruskan mimpinya untuk membangkitkan kesenian lokal yang lama tenggelam.
Pak Saidin Tidak Sendiri, Karena Pak Saidin Bersama Kita. Mari berikan sedikit kasih kita untuk meringankan beban Pak Saidin, dengan cara berdonasi melalui link: https://m.kitabisa.com/bantupaksaidin. (rel)