Dalam pertunjukan dan pameran nanti, akan melibatka 36 seniman dan budayawan. “Untuk pembukaannya dimulai tanggal 10 Desember, kemudian dilanjutkan pameran dan pertunjukan teather tanggal 11 hingga 13 Desember,” terangnya.
Kegiatan pertunjukan teather dan pameran nantinya, dilaksanakan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Di mana penonton dibatasi jumlahnya 100 orang per hari. Ada 100 area penempatan yang diatur dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Untuk pengunjung juga dibatasi tiketnya. Di mana untuk umum hanya disediakan 50 tiket dan sisanya untuk panitia dan pekerja seni. Untuk pameran juga dibatasi jumlah pengunjungnya hanya 30 hingga 35 orang per hari,” terangnya.
Pemerhati Ekonomi Kreatif Sumbar, Yulviadi mendukung kegiatan pertunjukan teather yang dikolaborasikan dengan pameran isntalasi seni rupa berbahan limbah laut. Menurutnya, kreatifitas seni rupa dan pertunjukan teather ini, seharusnya sudah ada nilai ekonomi yang muncul.
“Mestinya, dengan Bbiaya produksi yang luar biasa terhadap kreatifitas ini, tidak seharusnya hanya bisa dinikmati oleh komunitas sendiri. Harusnya karya seni ini dikonsumsi secara umum. Sehingga menghasilkan nilai ekonomi. Ini yang seharusnya menjadi perhatian ke depan,” ujarnya. (rel)