Tahun berganti, dengan berbagai moderenisasi dan teknologi namun Busra tetap melakukan transaksi secara langsung.
“Saya ini orang lama. Jadi belum terbiasa dengan layanan digital. Saya maunya manual saja. Datang langsung ke Bank Nagari, lalu dilayani. Petugasnya baik-baik semuanya, makanya saya betah langsung tatap muka,” ujar Busra.
Selama pandemi, Busra masih tetap datang setiap kali transaksi ke Bank Nagari. Pastinya dia menggunakan masker, mencuci tangan dan akan diukur suhu tubuh oleh petugas security di bank tersebut. Kondisi itu yang membuat dia nyaman dan tak takut keluar rumah meski di tengah pandemi Covid-19.
Dia berharap, pandemi ini segera berakhir agar masyarakat bisa kembali beraktivitas secara normal. Sebab sebelum pandemi dia punya dua usaha. Usaha itu kandas akibat wabah nan mendunia.
Jika Busra puas dengan layanan tatap muka, sejumlah nasabah lainnya puas dengan layanan digital Bank Nagari. Ini diutarakan Yose, seorang nasabah Bank Nagari Cabang Kantor Gubernur. Dia adalah seorang jurnalis yang berposko di kantor orang nomorsatu di Ranah Minang.
“Banyak kemudahan yang saya dapat ketika menggunakan E Banking Bank Nagari. Misalnya saja transfer uang untuk keluarga, beli pulsa, tagihan iklan kantor dan keperlauan lain, semua dimudahakan dengan E Banking Bank Nagari,” terang dia.
Yose berharap, Bank Nagari sebagai bank pembangunan daerah Sumbar terus tumbuh dan berkembang sepanjang waktu.
Prokes Ketat
Wabah Covid-19 berdampak luas pada semua sektor. Layanan diberbagai tempat juga terganggu. Mulai dari perkantoran hingga perbankan dan lainnya.
Meski demikian, mereka yang memberikan pelayanan kepada publik tak mau kalah oleh virus menular tersebut. Artinya pekerjaan mereka untuk masyarakat tak boleh berhenti karena pandemi.
Menurut Kasi Dana Bank Nagari Cabang UNP, Sri Meliati, selama pandemi penerapan protokol kesehatan di Bank Nagari Cabang UNP dilakukan secara ketat.