PT Paragon Technology and Innovation, pemilik brand kosmetik Wardah, Make Over, Emina, Kahf, dan Putri mengadakan pelatihan coaching dan neuro-linguistic programming untuk dosen di Indonesia dalam Lecturer Coaching Movement Series #3
JAKARTA – Dalam rangka meningkatkan kapasitas pendidik melalui edukasi coaching yang menjadi alternatif metode pembelajaran, Paragon mengadakan pelatihan coaching dan neuro-linguistic programming kepada 636 dosen di Indonesia.
Acara ini merupakan rangkaian dari Lecturer Coaching Movement (LCM) Nasional Series Paragon. Adapun LCM secara keseluruhan, baik national series ataupun per regional Indonesia, telah dilaksanakan selama 10 kali dengan total dosen yang turut hadir sebanyak 2877 orang dari ratusan perguruan tinggi se-Indonesia.
LCM merupakan bagian dari program Inspiring Lecturer by Paragon (ILP) yang merespon program pemerintah yakni Merdeka Belajar, Kampus Merdeka. ILP dan LCM khusus menyasar para dosen di Indonesia dengan tujuan untuk memperkuat keterampilan para dosen dan memberikan ruang belajar. Para dosen merupakan tonggak utama dari pendidikan tinggi di Indonesia sehingga dengan meningkatnya kapabilitas mereka otomatis akan membawa perubahan positif kepada banyak mahasiswa.
Pada LCM Nasional Series #3 ini, Paragon mengangkat topik “NLP Sebagai Penguat Coaching Dosen di Kampus Merdeka”. Adapun Neuro-linguistic programming (NLP) merupakan sebuah pendekatan komunikasi, pengembangan pribadi, dan psikoterapi yang diciptakan oleh Richard Bandler dan John Grinder.
NLP mempelajari struktur internal seseorang dan bagaimana struktur tersebut bisa didesain untuk tujuan yang bermanfaat bagi orang tersebut. LCM Series #3 menguatkan dosen melalui NLP. Hal ini sangat bermanfaat bagi para dosen untuk meningkatkan keterampilan coaching kepada mahasiswa ketika berada di lingkungan kampus. Banyak mahasiswa seringkali bingung dengan tujuan kuliah, namun dengan keterampilan coaching yang dimiliki oleh para dosen, mereka dapat mengarahkan dan membimbing para mahasiswa untuk lebih memahami diri sendiri dan menemukan tujuan hidup.
LCM Nasional Series #3 dibuka dengan sambutan oleh Salman Subakat (CEO PT Paragon Technology and Innovation) dan dilanjutkan dengan talkshow yang berjudul “Memetik Inspirasi Coaching di Lingkungan Kampus” dengan narasumber yang berasal dari industri dan perguruan tinggi yakni Miftahuddin Amin (EVP & CAO PT Paragon Technology and Innovation), Dr. Lulu Lusianti Fitri, M.Sc (Dosen Institut Teknologi Bandung), dan Dr. Ir. Indra Jaya, M.M (Dosen Pascasarjana Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya).
Dalam talkshow tersebut, Dr. Ir. Indra Jaya menyampaikan, coaching bisa menggali potensi mahasiswa dan diri sendiri.
“Kita menganggap mereka sebagai partner untuk berdiskusi. Mahasiswa menjadi sangat antusias. Semoga coaching menambah inspirasi untuk memperkuat anak-anak bangsa untuk estafet leadership kedepannya,” katanya.
LCM Nasional Series #3 ditutup dengan acara utama yaitu materi “Coaching dan NLP untuk Pendidikan Khususnya Dosen” yang dibawakan oleh Hingdranata Nikolay (Licensed Master Trainer of NLP Pertama di Asia Tenggara dan CEO Inspirasi Indonesia). Pada sesi ini Hingdranata Nikolay menyampaikan pentingnya coaching kepada para dosen hingga cara untuk melakukan coaching agar dapat diterapkan dengan baik di lingkungan kampus.
“Coaching sangat berbeda dengan mentoring dan teaching. Coaching akan membantu mahasiswa untuk berpikir dan menemukan potensi diri terbaiknya lewat pertanyaan-pertanyaan provokatif yg memberdayakan. Coaching mengajak mahasiswa untuk learning bukan dosen yang melakukan teaching, ” ujar Hingdranata Nikolay.
Lebih lanjut, coaching dapat berhasil apabila dosen telah membangun kepercayaan mahasiswa, memiliki keterampilan klarifikasi dan reframing arah pemikiran serta mampu melakukan persuasi. Dengan menerapkan coaching dan NLP para dosen dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif memberdayakan mahasiswa tanpa terlihat menggurui.
Lewat materi NLP dalam LCM Nasional Series #3, Paragon berharap para dosen dapat mengaplikasikan budaya coaching di kampus. Paragon berharap semakin banyak dosen yang memiliki keterampilan di bidang coaching sehingga membantu mereka dalam menyelenggarakan pendidikan di perguruan tinggi.
“Paragon melihat coaching begitu penting. Kita meyakini bahwa semua orang punya potensi masing-masing. Harus dimaksimalkan dalam mengaktualisasi diri supaya keluar potensi terbaik mereka. Dengan cara ini kita bisa berkontribusi kepada bangsa Indonesia”, ujar Miftahuddin Amin. (rel)