JAKARTA – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia akan segera mengumumkan secara terbuka calon presiden (Capres) yang akan didukung di dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Bahkan, partai peserta nomor urut 7 ini, telah membuat empat kriteria yang menjadi panduan bagi umat untuk menentukan pilihan seorang pemimpin dalam Pilpres 2024 nanti.
Demikian disampaikan Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia Anis Matta melalui keterangan pers resminya yang diterima wartawan di Jakarta, Selasa (27/6/2023), terkait Capres yang bakal diusungnya nanti.
Dikatakan Anis Matta, dalam memilih pemimpin itu, pada dasarnya tidak memilih yang sempurna, tetapi memilih orang tepat yang mampu membawa bangsa Indonesia kearah yang lebih baik.
“Kita pasti akan menetapkan capres kita. Insya Allah dalam waktu tidak terlalu lama, Partai Gelora akan menetapkan capres, dan siapa calon presiden, kita telah membuat empat kriteria cukup sederhana dalam menentukan seorang pemimpin.” katanya.
Dalam menetapkan seorang capres, menurut Anis Matta, harus dijawab dan dijelaskan secara komprehensif dalam empat perspektif. Yakni perspektif agama, perpektif kepentingan nasional, perspektif geopolitik dan perspektif ancaman disintegrasi bangsa.
“Dalam perspektif agama, kita selalu menemukan masyarakat yang selalu menggunakan alasan agama dalam menentukan calon presiden,” katanya.
Seorang pemimpin itu, pada dasarnya adalah seseorang yang kuat dan amanah, yang akan mengurus segala urusan orang, sehingga dia menerima gaji. Kalau di Islam, dipanggil Khalifah Amirul Mukminin yang mengurus segala urusan umat.
“Tidak hanya urusan politik, tetapi urusan seluruh rakyat. Sehingga butuh kejujuran, integrasi, tidak ragu-ragu dan amanah. Urusannya sangat kompleks, semua urusan negara diurus,” jelasnya.
Sehingga untuk mengurus semua ini dibutuhkan pemimpin yang sabar, berkarakter mampu mengurus rakyat, dan memiliki kelapangan dada, serta memiliki pengetahuan untuk mengambil kebijakan yang tepat.
“Tetapi kalau kita bicara manusia sempurna yang dibutuhkan, tentu akan banyak perdebatan. Namun di dalam literatur, cukup hanya dua syarat saja yang bisa dipenuhi, tidak perlu keseluruhannya, yakni kuat dan amanah saja,” katanya.
Di zaman Rasulullah SAW, kata Anis Matta, ada seorang sahabat yang meminta dikasih jabatan, namun Rasullah SAW menolak memberikan.