Padang – Dalam lawatan kampanye hari keduanya di Kota Bukittinggi pada Kamis (26/9/2024), para pedagang di Pasar Ateh menyampaikan keluhan terkait kondisi pasar yang sepi kepada Mahyeldi, calon Gubernur Sumbar nomor urut 1.
Kedatangan Mahyeldi disambut antusias oleh pedagang yang langsung menyampaikan aspirasi mereka mengenai berbagai permasalahan yang dialami.
Saat Mahyeldi, yang dikenal dengan sapaan Buya, berjalan melintasi toko-toko, keluhan pedagang terdengar jelas.
Mereka menyampaikan bahwa aktivitas jual beli di pasar tersebut semakin hari semakin menurun, yang berdampak pada pendapatan para pedagang.
Rina, seorang pedagang pakaian yang memiliki kios di lantai dua, berbagi cerita mengenai kesulitan yang dihadapinya sejak terjadinya kebakaran pasar beberapa waktu lalu.
Ia mengeluhkan lokasi kios yang tidak strategis serta rendahnya tingkat kunjungan pembeli.
“Saya merasa terzalimi, Buya. Banyak toko baru di depan yang mendapatkan tempat strategis, sedangkan saya dan pedagang lama lainnya hanya mendapat lot di lantai dua yang sepi pengunjung,” keluh Rina.
Ia mengungkapkan bahwa pendapatannya bergantung pada kios tersebut, terutama karena anaknya sedang berkuliah. Dengan kondisi pasar yang sepi, Rina mengaku kesulitan untuk memenuhi kewajiban membayar sewa yang telah ditetapkan pemerintah.
“Dinas Perdagangan meminta kami membayar 15 juta per tahun, terhutang dari tahun 2023, dan tahun ini diminta lagi. Tapi uangnya dari mana? Sudah 10 hari berjualan, baru satu kali ada yang beli, dan itu pun untungnya cuma 50 ribu. Coba pikir sendiri, dengan uang segitu, apa bisa untuk makan 10 hari?” ungkapnya dengan nada kecewa.
Rina berharap pemerintah memperhatikan nasib pedagang lama yang sudah memiliki ‘kartu kuning’ sejak era Pasar Tingkat tahun 1974.
Dia juga mengungkapkan bahwa toko miliknya dahulu dibeli orang tuanya dengan harga setara 2 kilogram emas, namun kini merasa terbebani dengan tingginya biaya sewa dan kondisi pasar yang sepi.
“Kami sepakat dengan pedagang lain, kami tidak akan membayar sewa kecuali pedagang kaki lima (PKL) di luar pasar ditertibkan. PKL yang berdagang di luar sangat mengganggu, membuat pengunjung enggan masuk ke dalam pasar,” tegasnya.