PADANG- Jumlah pengungsi akibat rentetan gempa bumi yang mengguncang Mentawai, Sumatera Barat terus bertambah. Sebanyak 22 bangunan rusak ringan hingga berat.
BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai mencatat jumlah pengungsi mencapai 5.756 orang dari tiga desa.
“Itu merupakan data sementara. Kita masih melakukan asesmen di beberapa tempat,” ujar Manajer Pusdalops BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai, Amir Ahmar, Minggu (11/9/2022) malam. Tiga desa yang warganya mengungsi berasal dari Kecamatan Siberut Barat, yakni Desa Sigapokna 2.429 orang, Desa Simatalu 975 orang dan Desa Simalegi sebanyak 2.352 orang.
Sementara bangunan yang mengalami kerusakan yakni 5 rumah warga dan 1 masjid rusak berat, 8 rumah warga dan 1 Puskesmas Betaet mengalami rusak sedang. Sedangkan yang mengalami rusak ringan adalah gedung SDN 8 Sagulubbek, Kecamatan Siberut Barat Daya, SMPN 2 Siberut Barat Daya, Labor SMA N 1 Siberut Barat, gedung TK, Pustu, Balai Dusun Muara Utara, kerusakan itu dialami rata-rata di Desa Simalegi.
Korban luka-luka terdampak gempa tersebut ada tiga orang yakni Darna Wati (57) tertimpa kayu ketika menyelamatkan diri dari rumah. Firdaus yang kakinya terkena kaca saat evakuasi, dan Fitriani mengalami luka di lutut dan pingsan saat evakuasi. Ketiga warga tersebut merupakan warga Desa Simalegi.
BMKG mencatat Mentawai diguncang gempa bermagnitudo 6,1 pada Minggu pagi. Setelah itu terjadi gempa susulan sebanyak empat kali dengan magnitudo terbesar 5,3.
“Ada empat buah aftershock dengan magnitudo terbesar 5,3 dan terkecil 4,2,” ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono. Episenter gempa terletak pada koordinat 1,18° LS ; 98,53° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Siberut Barat, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada kedalaman 27 km. (inews)