Payakumbuh – Kebiasaan Buang Air Besar (BAB) sembarangan atau di jamban di Payakumbuh sudah tidak ditemukan lagi. Masyarakat sudah memiliki WC di setiap rumah. Menumpuknya limbah tinja, mendatangkan kreatifitas bagi unit pengolahan limbah di kota itu. Dimana dengan meningkatnya limbah, juga akan menguntungkan untuk unit pengolahan tinja ini.
Pemerintah Kota (Pemko) Payakumbuh, telah melakukan rehab Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di kelurahan Sungai Durian. “Kita lihat saat ini masyarakat Kota Payakumbuh sudah zero BAB sembarangan, karena sudah dibuatkan septic tank dan toilet. Dan juga mereka juga sudah memiliki WC di rumah masing-masing. Otomatis permintaan untuk sedot tinja meningkat, maka dari itu kita bangun IPLT yang representatif,” ujar Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Payakumbuh Marta Minanda, Kamis (27/8).
Menurutnya, dengan adanya IPLT ini diharapkan nantinya dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat dan limbahnya tidak mencemari lingkungan. “Harapan kita IPLT ini cepat rampung dan segera bisa dimanfaatkan untuk menampung limbah masyarakat kita. Untuk IPLT tersebut sudah menggunakan teknologi terbaru, sehingga limbahnya tidak berbahaya bagi masyarakat sekitar. Nantinya air buangan dari limbah IPLT sudah layak diterima oleh badan air penerima,” tambahnya.
Marta mengatakan, dengan teknologi terbaru, nantinya limbah tinja juga bisa dijadikan sebagai pupuk organik dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. “Kedepanya kita akan melakukan beberapa studi untuk pengolahan limbah tinja, supaya bernilai guna. Kita juga menerima bantuan dari Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Sumbar, Dirjen Cipta Karya dengan mengalokasikan dana sebesar Rp4,5 miliar untuk dua paket pembangunan di Kota Payakumbuh. Bantuan yang diterima dari Dirjen Cipta Karya itu untuk alokasi program IPLT sebesar Rp3,5 miliar dan kawasan kota tanpa kumuh (Kotaku) sebesar Rp1 miliar dalam tahun anggaran 2020 ini,” pungkasnya (207)