Pelaku Pengeroyokan Kepsek PGAI Padang Ditangkap Polisi

Pelaku Pengeroyokan Kepsek PGAI Padang Ditangkap Polisi.(*)

PADANG – Satreskrim Polresta Padang berhasil mengamankan tiga terduga pelaku pengeroyokan Kepala Sekolah SMA Dr. Abdullah Ahmad (PGAI) Padang Yurnalis.

Ketiga pelaku yang diamankan yaitu, Edison (69) warga Jalan Jati IV, Kelurahan Jati Baru, Kecamatan Padang Timur, Andi Taswin (61) warga Ampang, Kecamatan Kuranji, dan Raflis Agus (64) warga Jalan Jati VII,Kelurahan Jati Baru, Kecamatan Padang Timur.

“Ketiganya diamankan di kediamannya masing-masing pada Sabtu (5/11) pagi setelah kami mendapatkan laporan korban pada Kamis (3/11) yang lalu,”ujar Kanit Reskrim Polresta Padang IPDA Adrian Afandi.

Dikatakan kanit, selain 3 orang pelaku yang telah diamankan, pihaknya masih memburu sekitar 4 pelaku lainnya yang diduga ikut terlibat dalam aksi pengeroyokan yang videonya sempat viral diberbagai WA grup (Wags).

“Berdasarkan video yang beredar disertai keterangan korban, tim langsung bergerak dan mengamankan para pelaku. Saat ini tiga orang telah diamankan, dan masih ada beberapa orang pelaku lainnya yang masih dilakukan pengejaran,” ungkapnya.

Diketahui sebelumnya, Kepala SMA Dr. Abdullah Ahmad (PGAI) Padang, Yurnalis menjadi korban pemukulan dan penganiayaan oleh sekelompak orang saat jam belajar masih berlangsung, Kamis (3/11).

Yunarlis yang menjadi korban penganiayaan, mendapat jahitan akibat tangannya mengalami luka sehabis peristiwa tersebut.

“Saya dijemput dan diseret. Kemudian kepala saya dipukul, badan saya dipukul, dan tangan saya ini dijepit dengan pagar besi pintu kantor saya,” ujar Yunarlis.

Menurutnya, para pemukul itu berlaku beringas saat masuk ke kantornya. “Mereka menyeret, mencekik, dan menedang serta menampar, meninju kepala saya,” ujar Yunarlis.

Tak hanya sampai di situ, sekelompok orang tersebut juga memutuskan akses listrik dan PDAM rumah dinas miliknya. Beberapa orang tersebut sebelumnya meminta pria tersebut untuk mengosongkan rumas dinas yang sekarang ditempatinya itu. Video kekerasan tersebut telah beredar di media sosial.

Yunarlis mengaku tidak tahu dasar para penyerangnya itu menyuruh mengosongkan rumah.

”Saya dapat SK untuk menempati rumah bagi kepala-kepala sekolah di lingkungan yayasan,” ucapnya dengan nada rendah.