Pemerintah Pusat Respon Musibah Erupsi Marapi di Sumatera Barat

Penampakan lontaran batu api dari hasil dokumentasi relawan Siaga Marapi Sumatera Barat. Gunung berstatus Siaga itu terus mengalami erupsi yang kali ini terlihat jelas adanya batu api yang keluar dari puncak (Antara/HO-Dokumentasi Pribadi

Sebagian besar tanaman puso. Terparah di Tanah Datar. Gubernur Sumbar sudah melaporkan kondisi terkini kepada Menteri Pertanian.

“Kami di Panyalaian sudah menerima, beras dan uang Rp700 ribu,” kata seorang tokoh di sana, Syaf, kemarin.

Data menunjukkan, tiga kecamatan di Agam, yaitu Canduang, Sungai Puar dan Kecamatan Baso, semua 134 kelompok tadi tempat bernaung 22.266 petani. Mereka berada di 8 nagari dengan luas lahan 294 ha. Kerugian Rp1,2 miliar.

Kemudian Kecamatan Sungai Pua, lahan terdampak 234 ha dengan kerugian Rp800 juta. Berikut Kecamatan Baso 30 ha dengan kerugian Rp40 juta. Total lahan yang terkena di Agam 461 ha.

Paling parah Tanah Datar dengan lebih 2.000 ha dan lebih 7.000 KK atau sekitar 40 ribu jiwa. Total kerugian petani Rp50 miliar, lebih dari Rp40 miliar dialami rakyat Tanah Datar.

Kondisi terakhir, hampir semua tanaman hortikultura dan padi puso. Gubernur Sumbar sudah melaporkan kodisi terkini kepada Menteri Pertanian 13 Maret lalu.

Dalam surat dan bundel yang sama dilaporkan juga derita rakyat akibat dihantam banjir yang luas di Sumbar.

Menurut Gubernur, sebagaimana disampaikan Kepala Biro Adpim Pemprov, Mursalim, di Padang Rabu (3/4), pemerintah terus berkomunikasi dengan Jakarta.
Kerugian petani yang kian hari terus bertambah.

Mursalim menyebut, ke depan perlu penguatan kelembagaan ekonomi petani.

“Petani harus punya Badan Usaha Milik Petani ( BUMP) berdasarkan kawasan yang telah ditetapkn melalui SK Gub No : 525-757-2021 tentang Penetapan Kawasan Tanaman Perkebunan Tanaman Pangan dan Tanaman Hortikultura. Apabila sudah menanam berdasarkan kawasan maka tidak akan terjadi panen serentak/panen raya yang menyebabkan harga turun, “ katanya.

Jika terjadi panen raya, tambah Mursalim, maka ada BUMP yang akan mnyerap panen petani.

“Selain itu petani akan diarahkan menuju pertanian organik, artinya aktivitas bertani yang sehat bagi petani sebagai pelaku, kata dia. Bagi petani korban erupsi, menurut dia mesti ada beasiswa. Jika anak petani sawit disediakan beasiswa melalui dana SDM Petani Kelapa Sawit dari Badan Pengelolaan Dana Petani Kelapa Sawit pusat, maka untuk anak petani pangan dan hortikuktura dapat difasilitasi melalui dana CSR dan APBD provinsi,” ungkapnya.

Bupati Eka Putra senang, begitu mendapat tanggan Presiden Jokowi. “Ini benar yang kita tunggu-tunggu,” katanya semalam. (01)