LUBUK BASUNG – Dari hasil pengamatan Tim UPT. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Agam Raya, pemicu datangnya banjir di Nagari Sitalang dan Batu Kambing, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, tidak semata disebabkan tingginya curah hujan, tapi titik beratnya berasal dari penebangan liar hutan sekitarnya.
Kepala UPT. KPHL Agam Raya IrAfniwirman, Kamis (19/3) menjelaskan, tim menemukan bukti penyebab musibah alam itu, adalah adalah diawali dengan perbuatan manusia yang melakukan penebangan lair dihutan produksi Sitalang dan Batu Kambing tersebut. Diperkirakan ada sekitar 50 meter kubit kayu sudah ditebang berserakan. Sebagian dari kayu itu berdiameter lebih kurang dua meter.
Kayu hutan produksi dan hutan lindung itu, sebagian tumbang menutupi anak sungai. Ketika curah hujan tinggi, air mengalir di lereng bukit dan menyatu dilekukan yang sebenarnya tidak anak sungai. Kayu yang melintang di anak sungai dan lekukan bukit, ketika curah hujan tinggi menghambat air mengalir di lereng bukit.
“Ranting kayu dan sampah yang ada di sekitarnya hanyut dan tersangkut di pohon. Kayu sebesar itu sudah pasti ditebang,” jelas Afniwirman.
Sesuai dengan kekuatan yang ada, baik kekuatan personel, peralatan, UPT KPHL Agam Raya sudah berupaya mencegah dan mengawasi penegangan hutan liar itu. Tapi karena keterbatasan, pengawasan tidak dapat dilakukan maksimum.
UPT KPHL Agam Raya memiliki wilayah kerja yang luas meliputi Agam, Bukittinggi, Payakumbuh, dan Limapuluh Kota. Sementara UPT KPHL Agam raya hanya memiliki 9 polisi hutan.
Berbagai pembinaan sudah dilakukan, hanya yang disayangkan kejujuran tidak ada. (lukman)