Untuk kelancaran pelaksanaan PKG, ada 50 tenaga dokter dan 900 tenaga bidan desa yang ditugaskan.
“Jadi dari segi SDM sebenarnya kita sudah siap. Demikian pula untuk peralatan, juga akan diupayakan untuk bisa terus dilengkapi. Harapan kita tentunya kita ingin jalannya program Pemeriksaan Kesehatan Gratis di daerah Padang Pariaman bisa adi percontohan bagi daerah lain,” harap Sri Nelis.
Sejalan dengan persiapan, aku Sri Nelis, pihaknya juga aktif melakukan sosialisasi secara massif ke tengah masyarakat, termasuk melalui media sosial, pertemuan-pertemuan dengan melibatkan lintas sektor dan juga pemerintahan kecamatan serta stakeholder lainnya.
Hal itu, ulas Sri Nelis, dimaksudkan guna mendorong dan mengajak masyarakat agar bisa mengikuti kegiatan tersebut sebagaimana harusnya.
Kemudian, kepada masing-masing Puskesmas juga diharapkan bisa menyampaikan laporan setiap harinya terkait jalannya program tersebut. Laporan itu disampaikan melalui aplikasi Asik.
Terkait masih adanya beberapa kebutuhan peralatan yang masih perlu dilengkapi, jajaran Dinkes sebut Sri Nelis juga selalu aktif mengikuti zoom meeting dengan pihak Kemenkes RI, sembari menyampaikan klarifikasi validasi, dan konfirmasi sesuai dengan kebutuhan masing masing puskesmas yang ada, tentunya sesuai sasaran dan jumlah masyarakat yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut.
“Jadi terkait kebutuhan peralatan semua sudah kita validasi dan konfirmasikan dengan pihak Kemenkes RI, prinsipnya meski masih ada peralatan yang perlu ditambah tapi hal itu tidak begitu mempengaruhi jalannya pemeriksaan cek kesehatan yang akan dilakukan,” tegasnya.
Di pihak lain, Kabid Kesmas, Elia Munawwari menambahkan, untuk menyukseskan program tersebut, sebelumnya berbagai sosialisasi telah dilakukan melalui berbagai media dan tempat lainnya.
Baik itu di puskesmas, rumah-rumah, seperti masjid, melalui mobil ambulan maupun media sosial lainnya.
“Prinsipnya kita nantinya sudah siap memberikan layanan sesuai siklus kehidupan, yaitu mulai dari bayi sampai lanjut usia” terang Elia Munawwari, yang diamini Sri Nelis. “Namun demikian menurutnya, untuk lebih sempurnanya kegiatan ini tentunya diperlukan evaluasi secara berkala,” tukasnya. (213)