PAYAKUMBUH-Pelaksanaan Pekan Imunisasi Dunia (PID) 18 April ini, akan dilakukan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). Kegiatan itu akan dimulai bulan Mei mendatang. Untuk itu, Pemko Payakumbuh gelar pertemuan guna mematangkan persiapan kegitan itu. Apalagi tanpa persiapan yang matang, kegiatan penting itu tidak akan berjalan dengan lancar.
Asisten III Setdako Payakumbuh Amriul Dt. Karayiang, kepada wartawan, Jumat (15/4), mengatakan, dalam rangka persiapan PID itu Pemko Payakumbuh telah mengadakan pertemuan. Dimana kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Kapolres Payakumbuh, Kepala Dinas Kominfo Junaidi, Kepala Dinas Pendidikan, Plt. Kepala Dinas Kesehatan, camat, lurah serta kepala Puskesmas di Kota Payakumbuh. “Imunisasi ini penting, karena ada beberapa penyakit yang bisa dicegah hanya dengan melakukan imunisasi ini,” ujarnya.
Menurutnya, peran lintas program dan lintas sektor sangat dibutuhkan untuk memberikan pemahaman yang benar kepada semua pihak. Bahwa imunisasi sangat penting untuk memberi perlindungan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). “Serta dengan imunisasi ini, juga dapat mencegah kejadian luar biasa (KLB) pada masa yang akan datang. Ini demi mewujudkan generasi bangsa yang sehat, kuat dan cerdas,” tambahnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Yunere Yunirman, secara terpisah, menambahkan, untuk Kota Payakumbuh tahun 2021 lalu tercatat masih ada 622 (21,3 persen) balita yang belum lengkap status imunisasinya. Sedangkan cakupan untuk imunisasi campak dan rubella (MR) bayi tahun 2021 sebanyak 2.265 (77,4 persen).
“Untuk tahun 2022 ini sampai Februari lalu baru tercatat 209 (7,5 persen) bayi yang baru terimunisasi MR. Sementara target untuk bulan Februari itu harusnya 15,8 persen. Makanya melalui kegiatan PID dan BIAN ini merupakan momen yang tepat untuk mengejar imunisasi lengkap bagi balita kita yang belum di imunisasi. Dan target untuk melahirkan generasi yang sehat itu bisa tercapai,” ucapnya.
Dikatakannya, terkait imunisasi ini memang masih banyak warga yang kurang paham dan takut anak mereka untuk divasksin. Sehingga diperlukan kerjasama semua pihak untuk bisa melancarkan program ini. “Kita juga harapkan kepada stakeholder terkait seperti Dinas Pendidikan, lurah untuk memberikan informasi kepada walimurid dan masyarakat karena sebagian besar yang akan diimunisasi itu anak usia 9 bulan sampai 15 tahun,” pungkasnya. 207