PADANG-Kampung KB, RW 12 Kelurahan Gunung Pangilun Kecamatan Padang Utara, salah satu edemik penyakit demam berdarah di Kota Padang. Hal tersebutlah yang mendasari dosen Jurusan Biologi dan Bagian Parasitologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas melakukan penyuluhan dan edukasi serta sosialiasasi metoda sederhana penanggulangan resiko penyakit tersebut.
Kepada wartawan, Ketua Jurusan Biologi FMIPA Unand, Dr Mairawita menyebutkan program ini merupakan pengabdian kampus bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Jurusan Biologi memiliki banyak keahlian, ada ahli serangga, ahli tumbuhan dan ahli lainnya. Saat ini Jurusan Biologi, telah terakreditasi A dan dalam persiapan akreditasi tingkat Asean,” sebut Wiwik Marlis Rahman begitu sapaan akrabnya.
Hal senada juga disampaikan, Dr Resti Rahayu. Ia mengatakan kegiatan ini sudah berlangsung mulai dari Mei dan rencana berakhir Oktober mendatang.
“Program ini bertujuan mengontrol dan mengurangi penyebaran DBD dan mengurangi pemakaian insektisida sintetik. Diharapkan pada akhirnya berdampak kepada kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, kegiatan ini dilakukan berdasarkan hasil-hasil penelitian dosen dan mahasiswa jurusan biologi dan kedokteran yang menunjukan telah terjadi perubahan sifat dari nyamuk yang ada, yakni nyamuk yang biasa menyebarkan penyakit demam berdarah seperti Aedes aegypti dan Ae. Albopictus sebagian besar sudah tahan (resisten) terhadap insektisida yang beredar saat ini ditengah-tengah masyarakat. Solusinya, dengan menanam tanaman pengusir nyamuk.
“Sebenarnya tanamaan ini sudah sangat dikenal masyarakat, namun belum maksimal digunakan seperti bunga tahi ayam, daun kemangi, sereh wangi maupun sereh dapur, daun surian dan lain sebagainya. Intinya tanaman ini berbau menyengat, maka dapat digunakan mengusir hama seperti nyamuk,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, target utama kegiatan ini adalah masyarakat dapat secara mandiri dapat membuat dan memasang perangkap telur nyamuk dengan benar. Kegiatan ini juga akan terus dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat Unand secara bertahap ke seluruh daerah yang beresiko tinggi terkena penyakit demam berdasar seperti Kota Padang ini.
Kegiatan ini dihadiri langsung Lurah Gunung Panggilun, Andi Amir. Ia mengucapkan terima kasih dengan pengabdian masyarakat di Kampung KB ini. Ia menyadari masih banyak persoalan yang harus diatasi di kelurahan yang dipimpinnya ini. “Kami membutuhkan para ahli dibidangnya. Salah satunya yang dilakukan peneliti dari Unand. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang penanggulangan risiko penyakit DBD,” katanya.
Disamping itu, diberikan edukasi mengenai cara pembuatan dan pemasangan Ovitrap yang benar dan tindakan yang dilakukan apabila menemukan jentik atau telur nyamuk. Kader dan ibu-ibu rumah tangga diberi pelatihan cara membuat dan memasang perangkap nyamuk untuk mengurangi jumlah nyamuk.
“Kedepan kami akan membentuk serdadu nyamuk, bertugas mengampanyekan tata cara penanggulangan risiko penyakit DBD kepada masyarakat,” tuturnya.
Kegiatan ini diikuti Ibu-ibu rumah tangga/PKK dan anggota posyandu, Kader Juru Jentik Nyamuk (Jumantik) dan generasi muda dari Kelurahan Gunung Pangilun. (lenggo)