PADANG ARO – Perusahaan pengelola geothermal Solok Selatan, ‘akhirnya’ didemo juga. Masyarakat sudah merasa penat berunding dan berunding terus dengan perusahaan, tapi hasilnya tidak ada. Mereka memutuskan demo, menuntut komitmen perusahaan dengan masyarakat yang telah disepakati, untuk dilaksanakan.
Jalan masuk perusahaan diblokir. Kendaraan perusahaan tidak diperbolehkan melewati jalan menuju blok nol pekonina, ke lokasi PT Supreme Energy Muaro Labuah (PT.SEML). Akibatnya, selama tiga jam, truk pengangkut material, kendaraan karyawan, kendaraan operasional perusahaan, menumpuk di sepanjang jalan blok nol Pekonina pada Jumat (14/9) itu.
Ratusan massa terlihat berkerumun di sepanjang jalan blok nol itu. Rata-rata masih muda. Sejumlah tokoh nagari juga terlihat. Tumpukan batu dan kayu, terlihat silang pintang di sejumlah titik. Sementara aparat kepolisian dari Polres Solok Selatan, membuat barikade antara massa dan jalan ke perusahaan.
Menurut warga, aksi itu adalah puncak kesabaran warga terhadap sejumlah persoalan yang timbul antara PT SEML dan perusahaan sub-sub kontraktornya dengan masyarakat. Persoalan tenaga kerja, persoalan etika lingkungan, persoalan ketidak pedulian terhadap warga. Perusahaan dirasa terlalu bersilantas angan.
Wali Jorong Pekonina, Istori didampingi Ketua Pemuda, Sunanto, kepada wartawan mengatakan aksi yang dilakukan warga adalah spontan. “Tidak diseting dan dipersiapkan sebelumnya,” jelas Istori.
Menjelang Shalat Jumat, aksi warga sudah bubar. Jalanan sepanjang blok nol pekonina kembali pulih. Pemblokiran sendiri, hanya berselang sekitar tiga jam. Begitu wakapolres Solok Selatan, Kompol Edi Warman, tiba di lokasi sekitar pukul 09.00 WIB, suasana bisa ‘dingin’.
Sebelumnya, pihak masyarakat harus membuat tuntutan secara tertulis dan diserahkan ke pihak perusahaan dalam waktu seminggu.
Dalam mediasi itu, dari PTSEML, diwakili staf humasnya, Roja. Dari PT Rekind, humasnya, Fredy Agam. (rifki)