Pengalokasian Anggaran Puluhan Miliar, Bukti Kepedulian Mahyeldi untuk Penanganan Masalah Sosial di Sumbar

“Kita berharap setelah enam bulan itu mereka bisa mandiri, bahkan menjadi entrepreneur sehingga juga bisa membantu masalah sosial yang terdapat di lingkungan tempat tinggal mereka. Selama enam bulan di panti, selain keterampilan mereka juga mendapatkan pembinaan mental. Sehingga, mereka bisa menjadi tulang punggung keluarga dan membantu peningkatan perekonomian,”jelasnya.

Begitu juga di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Andam Dewi di Sukarami, Kabupaten Solok, di mana ratusan perempuan diberikan pelatihan keterampilan menjahit dan memasak, serta penguatan di bidang keagamaan selama 4 sampai 6 bulan setiap tahunnya.

“Harapannya, setelah pembinaan di panti ini, mereka dapat berkelakuan baik, dan tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang membuat mereka dikirim ke panti. Dengan program rehabilitasi sosial yang dilakukan, maka kerawanan ketertiban masyarakat, pelaku penyimpang, dan tindakan kriminal dapat terselesaikan,” ungkapnya.

Syaifullah menambahkan, pembinaan juga dilakukan di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Tuah Sakato, Kalumbuk, Kota Padang. Selain membantu disabilitas tuna netra untuk belajar mandiri, penghuni panti ini juga diajarkan untuk memiliki keahlian pijak (massage), shiatsu, kesenian, hingga pembuatan serbuk jahe merah.

“Bimbingan keterampilan yang diberikan ini bertujuan agar tuna netra dapat mandiri dan produktif. Saat ini, telah banyak lulusannya PSBN yang bisa mandiri dan buka praktek sendiri,” terangnya.

Perhatian juga diberikan Pemprov Sumbar terhadap anak-anak berkebutuhan khusus atau para difabel penyandang tuna grahita, yang dipusatkan di Panti Sosial Bina Grahita (PSBG) Harapan Ibu Kalumbuk Kota Padang. Begitu juga bagi anak-anak berstatus yatim piatu dan fakir miskin, yang mendapatkan pembinaan di PSAA Trimurni Padang Panjang.

“Anak asuh usia sekolah yang berasal dari keluarga kurang mampu ini diberikan pembinaan, bimbingan kegamaan, bimbingan keterampilan, dan pendidikannya. Sehingga kebutuhan mental mereka dapat terpenuhi agar dapat tumbuh berkembang dan menatap masa depan yang lebih baik,” jelasnya.

Sementara itu untuk warga lansia, Pemprov Sumbar memiliki UPTD Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) Sabai nan Aluih Sicincin Padang Pariaman dan PSTW Kasih Sayang Ibu, Nagari Cubadak Tanah Datar. “Warga lanjut usia ini rata-rata berstatus fakir miskin dan terlantar. Kita memberikan pelayanan pada mereka mulai dari makanan, sandang, kebutuhan harian, layanan kesehatan, bimbingan rohani, olahraga, keterampilan, dan bimbingan psikologi,” imbuhnya lagi.

Selain itu, Pemprov Sumbar juga membantu pembiayaan fisik untuk Panti rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental ODJG melalui panti swasta Pelita Jiwa Insani di Kota Padang. Panti tersebut menampung eks ODGJ untuk menjalani proses rehabilitasi, setelah sebelumnya mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) HB Saanin.

“Kita juga telah mengalokasikan anggaran Rp4,2 miliar untuk pembangungan bangunan baru panti ODJG ini. Tahun ini, bangunan fisiknya sudah mencapai 85 persen, dan diperkirakan tahun 2025 akan beroperasi di Gunung Sarik. Panti ini milik masyarakat dan telah beroperasi sejak 2020 lalu. Tak kurang dari 120 eks-ODJG dan 60 orang gepeng ditampung dan diberi pembinaan di panti ini,” bebernya.

*Respons Cepat Penyaluran Bantuan Bencana*