Oleh Annisa Humaira
Dosen pengampu: Drs. Yulkardi, Msi
Universitas Andalas
Negara Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki macam-macam budaya, suku, adat istiadat, hingga agama. Lemahnya dasar dari pemahaman tentang keragaman budaya, ras, dan agama menjadi penyebab terjadinya konflik di Indonesia, hal ini dapat dicegah dengan menanamkan dan menerapkan pendidikan karakter pada masa pendidikan. Sikap intoleran yang sering di arahkan pada sekelompok ataupun individu baik di lingkungan masyarakat, sekolah maupun media sosial, sudah seharusnya menjadi perhatian bagi semua kalangan.
Media sosial adalah hal penting bahkan sudah menjadi kebutuhan pada sebagian orang terutama generasi muda. Media sosial menjadi salah satu sumber utama yang mudah diakses bagi mahasiswa dalam mencari informasi juga mendapatkan pedoman mengenai masalah agama dan budaya. Media sosial juga memiliki peran terhadap pembentukan pandangan generasi muda terhadap suatu permasalahan di masyarakat terkhusus mahasiswa di Kota Padang.
Mahasiswa di Kota Padang merupakan mahasiswa yang setiap harinya aktif dalam bermedia sosial. Media sosial tidak hanya menjadi sarana hiburan bagi para mahasiswa, tetapi juga mencari suatu isu yang hangat dibicarakan pada saat itu. Tak jarang juga mereka menemukan konten-konten atau berita yang mengandung diskriminasi terhadap agama minoritas. Hal ini dapat berpotensi mengubah pandangan mereka terhadap agama minoritas, terutama terkait dengan masalah toleransi, moderasi agama, dan sikap menerima terhadap perbedaan.
Meskipun mahasiswa di Kota Padang cukup sering terpapar dengan konten-konten yang memperlihatkan diskriminasi terhadap agama minoritas tetapi mahasiswa cenderung untuk bersikap netral dengan konten seperti ini. Selain itu mahasiswa juga cenderung untuk bersikap pasif dan menganggap tidak semua yang ada di media sosial itu sesuai dengan kenyataannya. Terkadang konten kreator dengan sengaja mencari sensasi dengan memprovokasi para penontonnya agar kontennya viral. Hal ini menjadi perhatian bagi mahasiswa untuk tidak selalu percaya dan lebih bersikap kritis dalam menilai informasi serta isu-isu yang menyebabkan perpecahan di antara umat beragama.
Latar belakang pendidikan juga menjadi alasan mengapa mahasiswa di Kota Padang besikap acuh tak acuh dengan informasi yang berbau diskriminasi agama minoritas. Dengan pemahaman yang diberikan pada masa pendidikan yang membuat mahasiswa memiliki pemahaman yang mendalam dan kuat tentang nilai-nilai toleransi. Ketika kita berada di bangku sekolah kita di perkenalkan dengan semboyan bangsa kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang secara tidak langsung menanamkan nilai-nilai toleransi kepada kita terhadap keberagaman yang ada di Indonesia.
Media sosial memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membentuk pemahaman terhadap keberagaman agama di Indonesia. Media sosial dapat membangun persepsi positif terhadap keberagaman seperti sikap simpati, empati, dan toleransi dalam hidup beragama. Tetapi ada tantangan yang harus dihadapi yaitu keberadaan konten diskriminatif yang tersebar di media sosial dan juga bagaimana mengelola informasi yang beredar di media sosial. Maka dari itu kita harus bisa memilah informasi yang kita dapat dari media sosial serta tidak mendukung konten yang mengandung diskriminasi terhadap agama minoritas. (***)