Oleh Rika Agusti
Mahasiswa Pascasarjana IAIN Batusangkar
Manajemen sumber daya manajemen (MSDM) adalah peran penting yang mempromosikan penggunaan orang yang paling efisien untuk mencapai tujuan perusahaan individu. Kita sebagai seorang dari latar belakang pendidikan islam, kita harus melakukan manajemen sumber daya manusia sesuai dengan perspektif pendidikan islam mulai dari merencanakan sampai mengelolah sumber daya manusia, karena selama ini yang kita pakai adalah teori dari orang yang bukan seakidah dengan kita. Jadi penelitian ini merupakan upaya untuk mengislamkan manajemen sumber daya manusia agar para manajemen muslim mendapatkan gambaran dalam mengelolah sumber daya manusia yang tidak hanya akan membantu mereka meningkatkan kinerja organisasi tetapi juga melindungi diri dari penderitaan di akhirat.
(Budiman, 2018) dalam studi ini ditemukan bahwa mungkin ada delapan fungsi utama SDM Islam seperti perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi, orientasi, penilaian kinerja, pelatihan, dan pengembangan, kompensasi dan tunjangan, pengembangan karir. Jika semua fungsi dilakukan sesuai dengan pedoman studi ini, diharapkan organisasi dan karyawan akan mendapat manfaat yang tinggi. Dalam penelitian (Nila Mardiah, 2016) ditemukan bahwa aturan islam berasal dari Tuhan Allah telah menurunkan Alquran sebagai pedoman umat islam dalam menjalankan setiap aspek kehidupan. Hadits juga dijadikan sebagai landasan umat islam dalam menjalankan. Begitu juga halnya dengan konsep manajemen sumber daya manusia yang islam. Tulisan ini menjelaskan bagaimana perspektif islam mengenai proses rekrutmen, seleksi dan penempatan sumber daya manusia. Begitu juga dengan konsep manajemen bagaimana proses dari pelaksanaan rekrutmen, seleksi dan penempatan dalam Al-Qur,an dan Hadits menjadi pedoman bagi umat islam.
MSDM islami adalah metode yang bertujuan untuk menjadi pekerja perusahaan dan memastikan tingkat efisiensi karyawan yang tinggi berdasarkan pedoman Alquran dan Sunnah melalui persiapan SDM, rekrutmen, seleksi, orientasi, pelatihan, gaji dan kinerja. Evaluasi dan pertumbuhan pekerjaan. Islam adalah keseluruhan kode kehidupan (Alquran: 5: 3). Jadi umat islam harus melakukan tindakan apapun sesuai dengan aturan Alquran dan Sunnah. Alquran juga mengacu pada integritas dan keadilan dalam perdagangan dan seruan untuk pemerataan dan pemerataan sumber daya di masyarakat. Alquran mendorong orang untuk mempelajari pengetahuan dan teknologi, dan sangat memuji mereka yang bercita-cita mencari nafka.
Islam memandang bahwa proses rekrutmen merupakan persoalan yang krusial karena proses rekrutmen berpengaruh terhadap hasil kinerja dan pencapaian tujuan organisasi. Selain itu islam juga mengatakan bahwa proses rekrutmen harus dilaksanakan dengan benar dan baik agar tujuan rekrutmen untuk mendapatkan karyawan yang pantas dan patut dapat tercapai. Dijelaskan dalam Alquran surat Al-Qashash ayat 26
Artinya: salah seorang dan kedua wanita itu berkata: bapaknya orang yang bekerja pada kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja pada kita adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa karyawan yang dipekerjakan adalah karyawan yang kuat. Pada zaman nabi karyawan yang direkrut adalah untuk panglima perang, kekuatan disini maksudnya merekrut orang yang kuat untuk berperang, memiliki fisik yang tangguh sehingga mampu melaksanakan tugas sebagai panglima perang dengan baik. Sedangkan kuat pada saat ini diartikan sebagai orang yang memiliki fisik yang sehat jasmani dan rohani, karena fisik yang kuat karyawan dapat melaksanakan tugas dengan baik, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Implementasi ayat diatas pada masa sekarang yaitu dengan adanya syarat memiliki badan sehat jasmani dan rohani bagi pelamar yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter atau rumah sakit pemerintah. Syarat ini sudah menjadi keharusan di semua bidang pekerjaan. Hampir semua organisasi sudah menjadikan syarat yang mutlak.
Seleksi dalam pandangan Islam
Proses seleksi merupakan tindak lanjut dari proses rekrutmen. Proses seleksi menentukan siapa yang layak di jadi karyawan dan siapa yang tidak. Seleksi dalam perspektif Islam harus dilakukan berdasarkan kepatutan dan kelayakan (Ibrahim, 2006) hal ini sesuai dengan hadist rasulullah. Yang berbunyi Barang siapa yang mempekerjakan orang karena ada unsur nepotisme, padahal disana terdapat orang yang lebih baik dari pada orang tersebut, maka ia telah mengkhianati amanah yang diberikan Allah, Rasulnya, dan kaum muslimin.