Oleh : Ratna Dewi
Mahasiswa Pasca Sarjana IAIN Batusangkar
Dalam sebuah lembaga pendidikan, manajemen kepemimpinan merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Maju mundurnya sebuah lembaga tergantung pada pengelolaannya. Manusia yang berkualitas akan dapat dihasilkan jika pengelolaan dalam suatu lembaga tersebut dapat terlaksana dengan baik. Jika lembaga baik, otomatis akan dapat berkembang dengan baik pula. Sebaliknya jika manajemen kepemimpinan tidak dapat berjalan dengan baik maka lembaga itu pun akan sulit berkembang dan akan mempengaruhi disegala aspek dalam lembaga tersebut. Hari ini lembaga Pendidikan Indonesia tengah dihadapkan dengan isu-isu sensitif terkait dengan mutu pendidikan, relevansi pendidikan, akuntabilitas, profesionalisme, efisiensi, birokrasi dan perilaku pemimpin dalam mengambil kebijakan. Dalam sebuah lembaga pendidikan keterlibatan berbagai pihak tidak dapat dihindari. Banyak orang yang akan terhubung dan akan saling menjalin interaksi satu sama lainnya. Hubungan tersebut dibentuk dalam sebuah struktur organisasi yang saling bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama. Untuk mencapai tujuan tersebut haruslah dilengkapi dengan berbagai sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership) (Siagian, dalam Husaini: 2019).
Dalam manajemen kepemimpinan lembaga pendidikan , tidak terlepas dari fungsi dan peranan seorang pemimpin. Fungsi dan peranan kepemimpinan tersebut adalah sebagai motivator, event Organizer, bahkan penentu arah kebijakan yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut maka diperlukan pemimpin yang efektif yang memiliki kriteria seperti mampu melihat terlebih dahulu sebelum orang lain melihat, artinya seorang pemimpin mampu melihat sekelilingnya secara lebih komprehensif serta memiliki visi dan dan misi yang produktif. Mampu menjadi role model bagi orang lain. Memiliki integritas yang tinggi. Mampu berkomunikasi secara efektif. Mampu memberdayakan bawahannya. Mampu memberikan motivasi dan inspirasi. Memiliki sikap terbuka terhadap ide dan gagasan baru.
Selain itu, manajemen kepemimpinan pada suatu lembaga hendaklah memiliki kualitas dan kompetensi yang setidaknya merujuk kepada empat hal yaitu, sifat dan keterampilan kepemimpinan, dimana pemimpin memiliki sifat yang bijaksana dan menjadi teladan bagi pengikutnya. Selanjutnya, kemampuan dalam memecahkan masalah. Dalam hal ini hendaknya seorang pemimpin mengelola setiap permasalahan yang terjadi dengan memiliki manajemen konflik dan mengedepankan musyawarah. Selain itu, pemimpin memiliki keterampilan sosial yang baik dimana pemimpin mampu membangun koneksi dengan lingkungan sekitar secara harmonis agar lembaga yang dipimpinnya mampu bersaing dan dapat mempertahankan keberadaan lembaga tersebut. Pemimpin juga harus memiliki kompetensi pedagogik dan profesional. Keempat kompetensi tersebut akan menjadi modal pemimpin dalam lembaga yang dipimpinnya, sehingga akan dapat mempengaruhi bawahannya dan mampu melahirkan ide-ide cemerlang, kreatif dan produktif.
Dalam suatu manajemen, kepemimpinan tidak akan terlepas dari fungsi manajemen itu sendiri, yaitu:
Perencanaan (planning), merupakan kegiatan dalam menentukan apa-apa yang harus dilaksanakan pada masa yang akan datang agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan maksimal. Menurut Koontz O’Donnel (2000) perencanaan merupakan fungsi manajemen yang paling dasar karena manajemen meliputi penyeleksian diantara bagian pilihan dari tindakan.
Pengorganisasian (organizing), merupakan proses menghubungkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi tertentu dan penentuan tugas dan fungsi dalam organisasi tersebut. Pengorganisasian merupakan upaya untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Penggerakan (actuating,), merupakan usaha dalam menggerakkan anggota-anggota kelompok sehingga mereka termotivasi untuk berusaha mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sebuah lembaga.
Pengawasan (Controlling), merupakan suatu proses memantau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan melihat apakah pelaksanaan dari kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang telah direncanakan.
Taylor, West dan Smith (2006) pada lembaga CSF ( Central for the School of the Future ) Utah State University mengungkapkan beberapa indikator lembaga pendidikan bermutu adalah: 1) dukungan orang tua, 2) kualitas pendidik, 3) komitmen peserta didik, 4) kepemimpinan sekolah, 5) kualitas pembelajaran, 6) manajemen sumber daya di sekolah 7) kenyamanan sekolah. Dari indikator tersebut jelaslah bahwa kepemimpinan sekolah dan manajemen tidak dapat dipisahkan jika ingin mewujudkan mutu pendidikan.
Sebagai pemimpin di dalam lembaga pendidikan dituntut agar dapat menciptakan sekolah yang bermutu apalagi pada zaman sekarang ini yang serba dinamis dan perubahan- perubahan harus direspon cepat agar dapat mengikuti perkembangan zaman serta tuntutan stakeholder pendidikan sehingga menciptakan lulusan-lulusan terbaik.