Peradaban Maek Masih Misteri

Acara pembukaan Diskusi Internasional Hasil Riset dan FGD Peradaban Maek di Aula Ngalau Indah Balaikota Payakumbuh, Minggu (14/7)-ist

Payakumbuh – Peradaban Maek masih menjadi misteri yang belum terungkap. Cerita peradaban ini sangat terkait keberadaannya bagi ranah minang dan Sumatera Barat karena berada di Limapuluh Kota.

Hal tersebut disampaikan Ketua DPRD Sumbar, Supardi ketika membuka Diskusi Internasional Hasil Riset dan FGD Peradaban Maek di Aula Ngalau Indah Balaikota Payakumbuh yang digelar 14 hingga 16 Juli ini.

Ketua DPRD juga mengatakan, diskusi tentang peradaban Maek muncul sejak tahun 2022, yakni antar tokoh-tokoh, dosen hingga masyarakat Maek itu sendiri. Mereka melihat peluang dan potensi besar peradaban ini untuk pariwisata.

“Para pakar peneliti dunia dan UGM telah memulai berbagai ekskafasi terhadap tengkorak yang ditemukan. Namun belum menemui titik terang baik dalam DNA maupun masa usia keberadaan peradaban Maek,” ujarnya Supardi. Untuk itulah kemudian diteliti di Australia agar lebih ada kepastian.

Demi mengapungkan potensi Maek, Supardi mengatakan muncul pula wacana untuk membuat acara. Maka dibuatlah festival Maek yang dibiayai dengan dana pokok pikiran (pokir) Supardi di APBD provinsi.

Pelaksanaan festival Maek ini, kata Supardi, juga mendapat dukungan banyak orang. Termasuk dalam upaya mengungkap keberadaan peradabannya.

“Jika akhirnya terungkap tentunya membuka mata dunia internasional. Ini tentu akan memberikan dampak luar biasa. Limapuluh Kota dan Sumatera Barat akan menjadi perhatian dunia,” ungkap Supardi.

Supardi menambahkan, peneliti UGM melakukan eksapasi tengkorak Maek pada tahun 1985. Dan disisi lain pusat riset Brin juga melakukan ekafasi tahun 2005 bahwa di Dangung-dangung ditemukan usia Menhir Maek pada abad 1- 8 sebelum Masehi.

“Ini jelas sebelum Islam masuk ke Indonesia. Saat ini kita masih menunggu hingga akhir Juli 2024 terkait hasil carbon deting tengkorak Maek oleh labor Australia. Perkiraan sementara, peradaban Maek ada 4000 tahun sebelum masehi,” jelasnya.

Sementara itu, Sekdako Payakumbuh, Rida Ananda mengatakan Pemerintah Kota Payakumbuh menyambut kegiatan ini karena kunjungan akan meningkat di Payakumbuh. Payakumbuh city of randang, siap menyambut kedatangan para tamu festival Maek,” ujarnya.

Kadis Kebudayaan Kabid Budaya Minangkabau Asril, Limapuluh Kota kaya dengan peninggalan sejarah. Nagari Maek kecamatan Bukit Barisan merupakan aset potensi besar wisata kebudayaan dan peradaban.

“Kegiatan diskusi Intenasional Hasil Riset merupakan rangkaian festival yang akan di selenggarakan di Nagari Maek nantinya pada tanggal 17-20 Juli 2024. Ketua DPRD Sumbar sosok Supardi sangat inten sekali tentang kebudayaan, adat istiadat dan lain -lain untuk memajukan Sumbar, kita bangga akan hal tersebut,” ujarnya.(T)