Perda MARS Sumbar Pertama di Indonesia

Konsultasi Akhir Ranperda Mars Sumatera Barat Komisi V DPRD Provinsi Sumatera Barat dengan Kemendagri Jakarta 28 Desember. Yulizal Yunus Tim Ranperda Disbud mendampingi.

Dalam deraian tawa bersama, Endarto bercerita keluarganya senang ke Padang. Bawa mobil, kata Endarto yang juga hobi sepeda dan volley yang membuat postur tubuhnya fresh itu. Tentu mobilnya yang refresentatiflah menyenangkan jalan jauh…, diledekin Walikota, “eee malu-malu menyebutkan mobil mewahnya apa!… “Sewa, kata Endarto”. Semua tawa lebar gembira.

Ke Padang, keluarga senang terus ke Bukittinggi. Makan sate Syukur di Padang Panjang, kata Endarto, disambut rombongan Komisi V DPRD Sumbar, dengan tawaran singgah.

“Kalau ke Padang ada beberapa tawaran, makan sate juga ada, kepala ikan, ada di Banteng (maksudnya di Benteng Bukittingi) dan di Padang sendiri”, respon Komisi V.

Diskusi hidup lagi, Endarto memberi isyarat hendak memberikan closing diskusi. Saya rasa, pembicaraan kita tentang mars ini sangat urgen, apalagi bagi daerah seperti Sumbar ini, yang memiliki rasa empati kuat memaknai local wisdomnya. Dalam satu aturan (Perda) semestinya ada setidaknya tiga lambang di antaranya Mars ini. Justru kita lihat di Inggiris, betapa ketika mereka mendengar kumandang mars, terempati langsung. Orang baru kencing, dihentikan kencingnya seketika, nyanyi dulu. Seperti juga kita Ketika masuk ke kesatuan anggota, begitu bendera dikibarkan diiringi lagu Indonesia Raya, maka yang bersepeda, yang bermotor dan mobil, berhenti semua, siap dan hormat bendera dan bernyanyi. Itu empatinya. Jadi “kecintaan” seperti yang dikatakan Doktor tadi (Yulizal Yunus, pen), supaya Perda Mars ini segera ditetapkan, nanti mars ini dikumandangkan di seantero nagari dalam wilayah Sumatera Barat, begitu lho pak, kata Endarto kembali melirik Yulizal Yunus yang disapa sebagai Doktor itu.
“Ya di dalam Ranperda ini, sudah ada lho pak, kapan dinyanyikan di event mana”, kata Maigus.

“Ya diikuti SOP-nya. Karenanya Perda Mars Sumatera Barat ini segera diluncurkan. Mungkin awal tahun 2022 ini. Biar kami menunggu hasil dari Paripurna DPRD Provinsi Sumatera Barat menetapkan Perda Mars Sumatera Barat ini. Saya tagih nanti, mana buktinya, kalau tidak, saya ke Padang”, kata Endarto memberi catatan menarik hati membuat tawa lebar semua.

Menjelang akhir diskusi anggota Komisi V Syafruddin Putra Dt. Sungguno yang panggilan walikota masih melekat, meminta sedikit waktu. “Silakan pak Wali, idola saya yang kelihatannya awet muda”, kata Endarto memancing tawa bersama, menunjukan akrab sejak dahulu masa Datuk Sungguno menjadi Wali Kota Jakarta Utara tahun 2000-an. “Ya siapa bilang pak wali tidak muda”, tukas hadirin secara bersama-sama menambah deraian tawa.

“Eee… bertambah umur saya”, kata Syafruddin Putra Dt. Sungguno memulai pembicaraan dalam lanjutan deraian tawa hadirin.

“Saya hanya betanya singkat saja dalam diskusi menarik dan familiar ini”, kata Pak Walikota.

“Apakah perlu dalam lagu mars ini masih disebutkan judul Mars Sumatera Barat, apakah tidak cukup Sumatera Barat saja?
Pertanyaan itu dimunculkan, karena Mars itu bukankah sudah jelas lagu berisi semangat dan rasa cinta daerah yang syairnya dinyanyikan bersama diiringi musik dengan irama teratur dan kuat. Dengan memberi bandingan luar/ dalam daerah tentang lagu kecintaan terahadap daerah. Walikota mencatat, di Sumatera Barat, sebelumnya sudah ada lagu daerah, judulnya Minangkabau saja? Lagu itu kontennya menceritakan kehebatannya Minangkabau, kata SP.Dt. Sungguno yang dipanggil Walikota itu.

“Begini Pak Wali, kata Endarto merespon dialogis. Seperti kita sebut tadi Mars itu adalah identity. Menaruh semangat kebersamaan. Arti kebersamaan itu adalah untuk menyebut makna ke-bhinnekaan tunggal ika. Sial-sila Pancasila: Persatuan, kerakyatan, keadilan sosial menaruh butir-butir nilai kebersamaan. Maka mars ini kalau disebut, ini, kan merupakan suatu literatur, kebiasaan kita menyebut dan telinga kita biasa mendengar. Mars lagu Indonesia Raya, Mars Sumbar dst. Nah, dalam judulnya apa yang dipasang?, tanya Endarto.

“Mars Sumatera Barat”, respon Maigus
Kata Endarto, “nanti pada ketentuan umum bisa dijelaskan, yang dimaksud Mars adalah bla bla… Dalam konteks mars ini dijelaskan pula, bukan Sumatera Barat provinsi saja… Supaya tidak ada konotasi lain… apa itu Mars Sumatera Barat? Fokuskan Mars lagu Sumatera Barat, jangan sampai jadi polemik pula. Lagu kebersamaan Sumatera Barat. Mars itu kan Bahasa asing juga, bukan Bahasa kita (meski sudah biasa dipakai sebagai istilah, pen). Apakah ini local wisdom, lagu daerah Sumatera Barat, atau apa, coba direnung ulang! Kata Endarto”.
“Kan ada juga dua genre lagu, yakni hymne dan mars…”, tukas hadirin serentak.