PARIK MALINTANG – Gerakan Pemuda Ansor Padang Pariaman menilai sudah sepatutnya Pemkab setempat mendirikan tugu peringatan peristiwa Surau Batu Sintuak yang menewaskan 40 anggota TRI/TNI, pemuda pejuang kemerdekaan dan penduduk Nagari Sintuak, Toboh Gadang, Pakandangan, Koto Tinggi, Pauh Kamba, Bintungan Tinggi dan sekitarnya. Mereka merupakan korban penembakan tentara Belanda pada Selasa 7 Juni 1949 silam.
Demikian ditegaskan Ketua Gerakan Pemuda Ansor Padang Pariaman, Zeki Aliwardana, Jumat (17/8) saat menjadi inspektur upacara peringatan HUT RI ke-73 di Korong Simpang Empat, Nagari Sintuak.
Upacara dilaksanakan persis di lokasi pembunuhan keji yang dilakukan tentara Belanda dihadiri Walikorong Simpang Tigo Satria Naldo, kader Ansor, tokoh masyarakat Sintuak, mahasiswa KKN Unitas dan masyarakat sekitarnya.
Zeki Aliwardana prihatin tidak adanya kepedulian pihak terkait terhadap pembangunan tugu yang dibangun untuk mengenang peristiwa tragis tersebut. Hingga kini masih terbengkalai dan dipenuhi semak belukar.
“Karena dilaksanakan upacara peringatan 17 Agustus, lokasinya dibersihkan,” kata Zeki sembari menunjuk ke tugu yang berada di sampingnya.
Penulis buku Sejarah Perjuangan Rakyat Padang Pariaman Dalam Perang Kemerdekaan RI 1945-1950), Armaidi Tanjung yang turut hadir dalam upacara tersebut menambahkan, peristiwa penembakan 40 orang di Surau Batu ini merupakan penembakan yang stragis dan memilukan. Dalam sejarah perjuangan rakyat Padang Pariaman mempertahankan kemerdekaan RI dari serangan Belanda, peristiwa ini yang paling banyak menelan korban dalam waktu yang singkat. (damanhuri)