Area Manager Comm, Rel & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria kepada wartawan Minggu (12/5/2024) menuturkan, Pertamina bergerak cepat mengatasi hambatan distribusi penyaluran BBM dengan menggunakan metode alih suplai.
“Lewat skema alih suplai dan alternatif yang kami lakukan hari ini (Minggu, 12/5/2024-Red), FT Sei Siak dan IT Dumai menyalurkan BBM sebanyak 80 Kl Pertalite dan 80 Kl Biosolar ke 12 SPBU yang berada di Kabupaten 50 Kota, Kota Payakumbuh, Bukittinggi, dan Agam. Khusus untuk Payakumbuh dan Limapuluh Kota, BBM dipasok dari IT Dumai,” kata Satria.
Sales Area Manager (SAM) Retail PT Pertamina Patra Niaga Sumatra Barat, Narotama Aulia Fazri menambahkan, alih suplai dilaksanakan selama dua minggu masa tanggap darurat bencana banjir lahar dingin Marapi, yaitu 12 hingga 25 Mei 2024. “Pada kondisi normal, BBM di Sumatra Barat disuplai dari IT Teluk Kabung, tapi waktu bencana itu, jadinya “dikeroyok” dari beberapa tempat, seperti FT Siak, FT Sibolga, dan lainnya. Kemudian, supaya Fuel Terminal yang membantu Sumbar tidak tumbang, juga dibantu Fuel Terminal yang terdekat,” jelasnya.
Dia merinci, suplai dari FT Siak sebanyak 17 MT kapasitas 16 Kl dengan tonase rata-rata 272 Kl diperuntukkan untuk 11 SPBU di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota. Kemudian dari FT Sibolga sebanyak 3 MT dengan kapasitas 16 KL dengan tonase rata-rata 48 KL untuk 3 SPBU di daerah Kabupaten Pasaman Timur.
Narotama juga menyebutkan, untuk membantu load FT Sei Siak, IT Dumai dan FT Tembilan juga membantu secara estafet. “IT Dumai membantu Siak 5 kali 16 KL dan FT Tembilahan membantu Siak 4 kali 16 KL. Khusus untuk suplai ke SPBU-SPBU secara regular dilayani FT Sei Siak,” tuturnya.
Secara keseluruhan akibat bencana banjir lahar dingin itu, ada 42 SPBU,106 Pertashop, 3 SPBE, 41 agen LPG dan 3 Agen LPG Non PSO yang terdampak. Semuanya berada di Kota Bukittinggi, Payakumbuh, Padang Panjang, Tanah Datar, Limapuluh Kota, Agam dan Pasaman.
Andalan
Skema alih suplai memang menjadi andalan PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut dalam mengatasi terhambatnya pendistribusian BBM ke daerah terdampak bencana. Hal ini juga dilakukan tatkala bencana banjir melanda Pesisir Selatan pada 7 dan 8 Maret 2024 atau dua bulan sebelum banjir lahar dingin melanda wilayah utara Sumatra Barat.
Tak berbeda dengan kasus Lembah Anai, ruas jalan nasional satu-satunya yang menghubungkan Pesisir Selatan dengan Kota Padang dan daerah lainnya di Sumatra Barat serta provinsi tetangga juga terban. Ada dua titik jalan yang putus. Satu titik yang dekat ke Padang, yaitu di Nagari Barung-Barung Belantai, Kecamatan Koto XI Tarusan dan satu lagi di Langgai, Kecamatan Sutera, akses jalan yang menuju ke provinsi tetangga, Bengkulu.
Saat itu menurut Son, warga Painan, masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan tak merasakan kelangkaan BBM, meski akses jalan benar-benar tertutup di kedua sisi. “Alhamdullilah saat bencana itu, tak ada kelangkaan BBM, kami tetap bisa beraktivitas dengan kendaraan kami,” tutur pria yang sehari-hari bekerja sebagai wartawan media harian di Padang.