SAWAHLUNTO – Pertumbuhan ekonomi Sawahlunto melambat menjadi 5,24 persen di 2018. Sebelumnya, angka pertumbuhan ekonomi kota itu 5,75 persen.
“Melambatnya pertumbuhan ekonomi kota ini di semua sektor pertanian,” kata Kepala Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik (Narwilis) Kantor BPS Sawahlunto Desvaria, Selasa (27/8).
Dikatakannya, sektor pertanian yang yang terdiri dari pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh melambat 2,06 persen. Pertumbuhan sebelumnya 2,20 persen. Di tanaman pangan hanya menguat sedikit dari minus 0,30 persen menjadi 1,49 persen.
Menurut Kasi Narwilis, mengakibatkan melambat pertumbuhan ekonomi karena ada subsektor minus pertumbuhannya, yakni tanaman hortikultura semusim minus 1,32 persen, perkebunan semusim minus 1,23 persen dan tanaman hortikultura tahunan minus 1,84 persen.
Dikemukakannya, meski pertambangan dan penggalian tumbuh 5,26 persen dari minus 7,56 persen tidak mampu mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi Sawahlunto dari capaian tahun sebelumnya.
“Kita melihat, sektor pertambangan tidak lagi dominan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah ini. Yang sangat berpengaruh melambatnya pertumbuhan ekonomi karena minus pertumbuhan di subsektor pertanian,” ujar Desvaria.
Lebih jauh dikemukakannya, semakin banyak keterlibatan aktifitas ekonomi masyarakat dalam berbagai lapangan usaha dengan penghasilan yang lebih bagus dan suatu hal yang baik. Bahkan, bisa mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah ini lebih besar lagi. (cong)