“Sungguh kejam. Ini bukan prilaku anak sekolah lagi. Sangat biadab,” kata Yuni, seorang ibu rumah tangga yang sempat menonton video tersebut.
“Jangankan korban, saya saja tidak mengalami namun merasa sangat terluka menonton video tersebut. Tidak kuat saya untuk menonton berulang. Merinding saya membayangkan jika itu terjadi pada anak saya,” ujar Ema, ibu rumah tangga lain yang mengaku memiliki seumuran korban, kepada Singgalang, Selasa (24/10).
Tidak hanya itu, banyak netizen yang berkomentar agar pelaku dan perekam video tersebut diberikan tindakan tegas. Tidak cukup hanya diselesaikan dengan permintaan maaf saja. Namun, harus ada tindakan tegas agar memberikan efek jera.
Ketika video tersebut dikonfirmasi kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam, Isra, membenarkan pelaku dalam video tersebut merupakan salah satu siswa di salah satu SMPN di Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam.
“Benar itu siswa kita. Kejadiannya Senin (23/10-red). Kita terhenyak. Sangat kita sayangkan,” ujar Isra.
Menurut Isra, berbagai pihak mulai dari aparat Polres Agam, unsur Disdikbud Agam, aparat Polsek Lubuk Basung, walinagari, bamus, ninik mamak, dan pihak sekolah bergerak cepat guna menyelesaikan persoalan tersebut. Sayangnya sampai dengan Selasa sore belum bertemu titik temu karena mamak korban tidak berada di tempat.
Terkait kronologis kejadian, menurut Isra, berdasarkan laporan tim pada Senin korban pulang dengan berjalan kaki melewati perkebunan masyarakat. Di tengah jalan ada sekelompok siswa lagi duduk di pinggir kebun jagung masyarakat. Salah satu diantara mereka lalu memanggil korban agar menurunkan tasnya untuk melayani salah seorang temannya untuk berantem. Korban tidak mengindahkan, dan terus berjalan, lalu salah saeorang siswa memegani korban dan mendorong-dongnya sembari memanas-manasi pelaku. Sampai akhirnya terjadi seperti yang ada di video. Sesampai di rumah, korban tidak menceritakan hal ini kepada orangtuanya.
“Kejadian tersebut baru diketahui pihak keluarga dari video yang tersebar luas,” kata Isra.
Ke depan, Disdikbud Agam akan meningkatkan sosialisasi tentang pencegahan dan penanganan tindak kekerasan di satuan pendidikan. Sekolah juga diminta membentuk tim pencegahan dan penanganan kekerasan di setiap sekolah yang bertugas mencegah dan menangani tindak kekerasan di sekolah maupun di luar sekolah.
“Kita berharap ini menjadi kejadian terakhir,” Isra mengakhiri. (Hirval)