PARIAMAN – Senin (17/9), merupakan prosesi ritual ketiga Pesta budaya Tabuik Pariaman 2018 yaitu maatam. Sesudah maatam dilanjutkan maarak jari jari. Waktu pelaksanaan berbeda. Waktu maatam dilakukan siang hari dan usai Shalat Magrib dilanjutkan dengan maarak jari jari.
Tabuik Pasa, Zulbakri ketika dimintai keterangannya tentang ritual maatam menjelaskan ritual ini dilaksanakan di daraga. Salah seorang mengeliling daraga tersebut sambil maratap atau baibo-ibo dengan membawa panja berisikan loyang serta melemparkan beras kuning ke arah daraga tersebut sebanyak delapan kali. Hal ini menunjukkan pimpinan (Hosen) mati terbunuh oleh pasukan tentara raja Yazid dan memberikan tahu kepada masyarakat banyak.
Hal senada juga diungkapkan Tuo Tabuik Subarang Nasrun Jon. Katanya ritual maatam, mengibaratkan meratap dan baibo-ibo. Hal ini dilakukan oleh salah seorang yang telah berpengalaman, di dalam meratap. Dalam ritual ini, gandang tasa sebagai pengiring, bunyinya di sesuaikan dengan situasi dan kondisinya.
Selanjutnya ritual maarak jari-jari. Untuk maarak jari-jari ini, pelaksanaannya berbeda dengan maatam. Dimana, Maarak jari-jari, dilakukan dengan berjalan-jalan dengan rute yang telah di tentukan. Gandang tasa sebagai motivasi semangat atau untuk memeriahkan, selalu dibunyikan.
Ritual maarak jari-jari ini, nantinya antara Tabuik Pasa dengan Subarang akan bertemu. (agus)
Prosesi ketiga pesta budaya Tabuik 2018 dilaksanakan maatam dan maarak jari jari. Terlihat kaum ibu sedang berkeliling di lokasi daraga tabuik sambil maratok. (agus suryadi)