Padang  

Petani Lengayang Minta Irigasi Diperbaiki

Pessel – Dampak banjir yang melanda Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, delapan bulan lalu masih terasa hingga saat ini, terutama bagi para petani di daerah tersebut.

Banjir tersebut menyebabkan kerusakan serius pada infrastruktur irigasi yang memasok air ke sekitar 2,6 ribu hektar lahan sawah, sehingga lahan-lahan tersebut terancam gagal panen.

Jamalus, mantan camat Lengayang, menyebutkan bahwa irigasi yang dialirkan dari Bendungan Koto Kandis merupakan sumber utama air bagi para petani di Lengayang.

“Semenjak banjir terjadi, irigasi benar-benar tidak berfungsi. Padahal, air dari sini adalah yang paling penting bagi masyarakat di Lengayang,” ucapnya pada Kamis (19/9/2024) malam.

Warga Lengayang berharap besar pada perbaikan Bendungan Koto Kandis yang rusak akibat bencana banjir. Bendungan ini sangat penting untuk menghidupkan kembali lahan persawahan yang sudah terbengkalai selama delapan bulan.

“Ini merupakan salah satu wilayah penghasil padi terbesar di Pesisir Selatan. Namun sekarang, ekonomi kami lumpuh karena sawah-sawah tak bisa diolah,” tambah Jamalus.

Usaha masyarakat untuk bergotong royong memperbaiki saluran air belum membuahkan hasil karena bendungan kembali rusak setelah diperbaiki.

Sementara itu, Mahyeldi menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat perbaikan bendungan dan irigasi yang rusak.

“Insya Allah besok alat-alat untuk mempercepat pengerjaan akan tiba, sehingga bendungan ini bisa segera beroperasi meskipun sementara,” katanya.

Dia menambahkan, pemulihan irigasi akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu pemasangan bronjong sebagai solusi sementara dan pembangunan bendungan yang lebih kuat untuk jangka panjang.

“Bronjong ini akan memastikan air bisa mengalir kembali agar sektor pertanian masyarakat dapat pulih. Sedangkan irigasi permanen akan dikerjakan untuk jangka panjang,” jelasnya.

Proyek jangka panjang ini diperkirakan menelan biaya sebesar Rp1,5 miliar untuk pembuatan Free Intek, sedangkan total pengerjaan akan memakan anggaran sekitar Rp30 miliar.

Mahyeldi menekankan, jika proyek ini menjadi prioritas bagi Pemprov Sumbar, mengingat pentingnya wilayah Lengayang sebagai pusat produksi pangan.

Masyarakat Lengayang berharap proyek ini dapat berjalan lancar tanpa hambatan. “Kami butuh dukungan dari semua pihak. Ini untuk kepentingan bersama,” pungkas Mahyeldi. (R)