Edriana melalui saluran telepon genggamnya menitipkan pesan, untuk kandidat gubernur dan wakil terpilih nantinya. Mereka diharapkan dapat lebih memerhatikan kaum perempuan. Terutama untuk pencegahan dan pemulihan bagi perempuan korban kekerasan menjadi salah satu agenda dalam Pilgub dan menjadi rencana untuk lima tahun kedepan.
Sebab kata dia, angka kekerasan pada perempuan hingga saat ini masih tinggi di Ranah Minang.
Selain itu terkait situasi pandemi wabah virus korona (coronavirus) sangat berdampak pada sektor ekonomi, membuat banyak sekali masyarakat termasuk perempuan yang kehilangan mata pencahariannya.
“Kami berharap agar diberikan kesempatan dan perbaikan ekonomi perempuan, mengingat perempuan adalah pelaku ekonomi dan karena 60 persen pelaku UMKM adalah perempuan,” ungkap Edriana, yang sempat ikuti proses pemilihan sebagai bakal calon gubernur Sumbar pada Pilkada 2020.
Sekali lagi Edriana mengingatkan terkait isu kesehatan, dimana angka stunting (anak tumbuh kembang tidak sesuai usianya) yang sangat tinggi di Sumbar. Bahkan melebihi angka nasional, maka sangat berharap kepada empat kandidat bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumbar agar mengangkat program peningkatan gizi anak dan sanitasi yang bersih menjadi prioritas.
Tidak hanya itu saja terkait peningkatan partisipasi politik perempuan demi tercapainya kesejahteraan masyarakat menjadi agenda bersama dalam program pembangunan di Sumbar. Ia juga berterima kasih dan menaruh rasa hormat kepada ninik mamak, bundo kanduang, karib kerabat, sanak saudara. Tidak lupa yang terkasih “sahabat Edriana” yang telah mendukung dirinya selama proses maju sebagai bakal calon gubernur Sumbar, Pilkada 2020.
“Saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas dukungannya, membantu mengurus semua persiapan. Melapangkan jalan ketika ikut mendaftar ke semua partai politik, serta ikut mengantarkan saya ketika mendaftar dan bersilaturrahmi dengan warga,” ungkapnya.
Sejak masuknya fase pandemi wabah virus Covid-19 dibarengi dengan lockdown terhitung Januari hingga Maret, secara praktis Edriana tidak bisa balik ke Padang untuk mengurus terkait pencalonan. Begitu pun di Jakarta, ia sangat mematuhi protokol kesehatan covid yang membatasi ruang gerak dan upaya melanjutkan proses sebagai bakal calon Gubernur Sumatera Barat.
“Saya mohon maaf belum dapat memenuhi amanat banyak pihak yang menghendaki saya maju mewakili para perempuan, Bundo Kanduang, dalam Pilkada Tahun 2020 ini,” tutup Edriana, SH, MA.
Hingga hari terakhir pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur Sumbar, empat pasang bakal calon yang diusulkan partai politik dan gabungan partai politik terdaftar di KPU Sumbar. Mungkin dipastikan, pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumbar hanya diikuti empat pasang itu. (yule)