Langkah PLN menjajal mobil listrik ini untuk memastikan kepada pelanggan untuk tak ragu menggunakan kendaraan listrik. Selain terbukti lebih hemat dan ramah lingkungan, PLN dalam mempercepat penetrasi pasar kendaraan listrik juga menyediakan infrastruktur pendukung kendaraan listrik.
Saat ini, sudah ada 47 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang beroperasi di seluruh Indonesia. Hingga akhir tahun nanti, akan ada 67 unit SPKLU yang beroperasi lagi. “Ini merupakan dukungan aktif PLN dalam memasifkan kendaraan listrik di Indonesia,” tambah Darmawan.
Selain itu, PLN juga menghadirkan produk _Home Charging Services_ yang disiapkan untuk memberikan kemudahan bagi konsumen dalam mendapatkan fasilitas dan layanan pendukung dalam penggunaan KBLBB. Produk _Home Charging Services_ merupakan produk layanan satu pintu bagi pelanggan yang melakukan transaksi pembelian KBLBB di penyedia KBLBB yang bekerja sama dengan PLN.
Adapun keuntungan yang didapat dari fasilitas tersebut adalah, layanan tambah daya listrik, sehingga konsumen pemilik mobil listrik tidak perlu ragu akan kecukupan daya listrik di rumahnya. Berikutnya peralatan _home charger_, layanan pemasangan _home charger_, integrasi _home charger_ ke sistem PLN Charge.IN, di mana konsumen akan mendapatkan diskon tarif penggunaan _home charger_ pada pukul 22.00 – 05.00 WIB sebesar 30 persen.
Hasil riset dari berbagai lembaga menunjukkan, pada 2020 penjualan mobil listrik naik 46 persen. Hal ini berbanding terbalik dengan mobil konvensional yang justru penjualannya menurun hingga 14 persen.
Berdasarkan _roadmap_ yang disusun Kementerian ESDM, potensi jumlah kendaraan listrik di Indonesia pada 2030 mencapai 2,2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik dengan 31.859 unit SPKLU. Jumlah kendaraan listrik ini diharapkan bisa menekan impor BBM sekitar 6 juta kilo liter pada tahun tersebut. (*/benk)