Oleh: Charlie Doma Putra
Perkembangan masyarakat dan interaksi antarindividu yang semakin kompleks menghasilkan nilai-nilai baru yang menyebabkan perubahan dalam sektor politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Scott M. Cutlip dan Allen H. Center dalam buku “Effective Public relations” menjelaskan tentang publik yaitu ,” A public is simply a collective noun for a group- a group of individuals tied together by some common bound of interest- and sharing a sense of togetherness”. Jika diperhatikan, publik merupakan perkembangan masyarakat di era globalisasi yang saling mempengaruhi dalam memenuhi berbagai kepentingan. Hubungan Masyarakat (Public Relations) harus memiliki strategi dan berorientasi ke masa depan karena sikap seperti yang harus dimiliki oleh individu dalam menghadapi permasalahan kemasyarakatan agar komunikasi yang disampaikan tepat sasaran dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam perencanaan program Humas (PR), pengenalan situasi adalah langkah awal yang krusial. Ini melibatkan pemahaman mendalam mengenai konteks dan kondisi saat ini yang akan memengaruhi perusahaan atau organisasi. Jefkins (2003) menyatakan bahwa konsultan Humas (PR) adalah penyedia layanan teknis dan kreatif yang terdiri dari sekelompok individu dengan keahlian dasar dan keterampilan di bidang hubungan masyarakat, serta memiliki identitas yang diakui secara hukum. Beberapa langkah penting dalam pengenalan situasi dalam perencanaan program Humas (PR) meliputi antara lain, a) Analisis SWOT, b) Identifikasi Stakeholders, c) Penilaian dan identifikasi isu-isu penting, d) Penilaian reputasi, e) Pemahaman terhadap tujuan, f) Penilaian dan peninjauan terhadap anggara dan sumber daya. Ruslan (1995) menjabarkan strategi Humas (PR) yaitu : a) Publications yang dilakukan oleh Publik Relations, b) Event yang bersifat rutin atau momentum dalam memperkenalkan prouduk, c) News, memiliki kemampuan menulis yang baik, d) Community Involvement , kerterlibatan Humas (PR) dalam rangka menciptakan citra yang baik adalah mengadakan kontak sosial dengan publik, e) Inform of Image, memberikan informasi kepada publik atau menarik perhatian, guna memperoleh tanggapan berupa citra positif, f) Lobbying and Negotiation, Humas (PR) harus mampu bernegosiasi yang baik merupakan salah satu strategi untuk mencapai kesepakatan bersama agar dapat menjalankan kegiatan organisasi, g) Social Responsibility, tanggung jawab sosial yang menunjukkan kepedulian suatu perusahan terhadap lingkungan dan dilakukan secara berkala sebagai agenda perusahaan.
Pemahaman mendalam tentang situasi saat ini, dapat merencanakan strategi Humas (PR) yang lebih efektif untuk mencapai tujuan organisasi dan mengatasi tantangan yang ada. Perencanaan program Humas (PR) melibatkan analisis situasi untuk membantu menetapkan tujuan, mendefinisikan khalayak, serta memilih media dan teknik-teknik Humas (PR) yang tepat. Empat alasan untuk merencanakan program Humas (PR) adalah menetapkan target operasional Humas (PR), menghitung jumlah jam kerja dan biaya yang dibutuhkan, menyusun skala prioritas, serta menentukan kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai upaya guna mencapai tujuan-tujuan tertentu. Berbagai aktivitas manusia, seperti bergabung dalam suatu organisasi atau menghadiri undangan, mempraktikkan Humas (PR) karena kegiatan ini bertujuan untuk mempengaruhi orang yang memiliki berbagai kepentingan. Humas (PR) dapat mengidentifikasi permasalahan yang muncul melalui kegiatan komunikasi perusahaan, dengan fokus pada tingkat kesadaran konsumen, serta sikap dan persepsi mereka terhadap produk dan layanan yang ditawarkan.
Hasil identifikasi ini kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk menerapkan strategi yang sesuai. Sebagaimana telah dijelaskan, Humas (PR) bertujuan untuk membangun dan mengembangkan citra yang menguntungkan bagi organisasi, perusahaan, produk, atau jasa di mata pihak yang berkepentingan (stakeholder), yang mencakup publik internal dan eksternal. Untuk memperoleh kepercayaan, saling pengertian, dan citra baik dari masyarakat, Humas (PR) dapat menerapkan strategi yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan. Berdasarkan teori Kasali dalam Soemirat dan Elvinardo (2004; 92), ada dua cara dimana Humas (PR) dapat berkontribusi dalam manajemen strategis, a) Humas (PR) dapat berkontribusi dalam manajemen strategis dengan menjadi bagian integral dari keseluruhan manajemen strategis organisasi, keterlibatan Humas (PR) dalam proses ini memberikan manfaat besar bagi organisasi dan Humas (PR) itu sendiri, b) Humas (PR) dapat berperan dalam manajemen strategis dengan mengelola kegiatannya secara strategis.
Untuk mencapai tujuan ini, strategi Humas (PR) harus diarahkan pada persepsi para stakeholder sehingga sikap dan tindakan mereka selaras dengan yang diinginkan. Jika strategi ini berhasil, akan tercipta sikap dan tindakan yang menguntungkan dari stakeholder, yang pada akhirnya akan membentuk opini dan citra yang baik. Oleh karena itu, Humas (PR) harus memiliki pola pikir strategis dan membutuhkan banyak masukan, serta memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi antara satu dengan lainnya, sehingga mampu menerapkan, mengimplementasikan, dan mengontrol strategi yang paling efektif. Tahap-tahap dalam kegiatan strategi Humas (PR) meliputi a) Komponen sasaran, umumnya ini mencakup para stakeholder dan publik yang memiliki kepentingan bersama. Sasaran umum ini secara struktural dan formal dipersempit melalui elemen-elemen seperti opini bersama (common opinion), potensi polemik, dan pengaruhnya terhadap masa depan organisasi, lembaga, nama perusahaan, serta produk atau jasa yang menjadi perhatian sasaran khusus (target public), b).Komponen sasaran dalam strategi public relations, berfungsi untuk mengarahkan ketiga kemungkinan tersebut ke posisi atau dimensi yang menguntungkan dengan menggunakan pola “The 3-Cs option” yang meliputi Conservation (konservasi), Change (perubahan), dan Crystallization (kristalisasi).
Istilah strategi dikemukakan oleh Porter, bahwa strategi generik adalah suatu pendekatan perusahaan dalam rangka mengungguli pesaing dalam industri sejenisnya (Umar: 2003). Macam-macam strategi generik menurut Wheleen dan Huger adalah a)Strategi Stabilitas Strategi, b) Strategi Ekspansi Strategi dan c) Strategi Penciutan Strategi. Suatu strategi dipengaruhi oleh unsur-unsur tertentu yang berkaitan dengan lingkungan, kondisi, visi, arah dan tujuan dari suatu pola menjadi dasar budaya perusahaan bersangkutan seperti secara makro dan mikro (Rosady : 1995). Humas (PR) merupakan elemen penting bagi setiap organisasi untuk memengaruhi pandangan masyarakat dengan mempromosikan aktivitas dan produk mereka kepada pemangku kepentingan.
Dalam prakteknya, Humas (PR) menggunakan berbagai teknik khusus untuk merubah opini publik dan menciptakan citra positif bagi organisasi. Ini meliputi promosi aktivitas baru, penyediaan informasi tentang tindakan perusahaan, serta memastikan transparansi dalam interaksi dengan publik. Selain itu, Humas (PR) bertanggung jawab dalam membangun dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan, serta membangun hubungan yang kuat dengan semua pihak terkait. Humas (PR) juga berperan dalam mempersiapkan konsumen terhadap produk perusahaan, menghadapi potensi krisis, dan meningkatkan kemampuan manajemen risiko organisasi. Dengan membangun identitas perusahaan yang kuat dan memberikan informasi tentang partisipasi mereka dalam kehidupan sosial, PR juga berfokus pada promosi aktivitas positif dan produk yang ditawarkan.
Melalui interaksi yang intens dengan organisasi dan pengaruh yang diberikan kepada pihak lain, Humas (PR) membantu perusahaan dalam mengidentifikasi kebutuhan, preferensi, dan persepsi konsumen terhadap produk dan layanan mereka. Tujuannya adalah untuk mengembangkan strategi promosi yang inovatif dan efektif untuk menjaga reputasi baik perusahaan di era globalisasi yang terus berubah. (Penulis adalah Mahasiswa Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Andalas)