PARIAMAN,- “Menjadi Dokter!” dua suku kata itu selalu ada dalam otak dan pikirannya. “Sejak kecil saya bertekad menjadi dokter yang akan melayani orang tanpa lihat keadaan ekonomi pasien, saya akan layani dengan ikhlas bahkan tanpa imbalan ” begitu tekad Alda Irawan, lulusan SMA N 1 Padang Sago Pariaman.
Alda mengaku tekad itu terpatri dalam jiwanya, setelah pengalaman sakit demam panas, hingga sempat koma di sebuah Rumah Sakit di Bandung, Jabar, ketika itu dia merasa lambat mendapat pelayanan lantaran urang tuanya yang baru merantau, tak punya uang.
Pintu masuk menuju cita cita “menjadi dokter” terbuka ketika tanggal 18 Maret 2025 hari yang ditunggu keluarnya pengumuman penerimaan mahasiswa baru. Hari itu, rumahnya, jantungnya makin berdetak kencang, ketika jari jari Alda memulai membuka situs resmi Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) yang mengumumkan calon mahasiswa yang memilih jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun 2025.
Pengumuman itu ditayangkan pas ketika umat Islam memperingati turunnya Alqur’an. ” Ini hari baik bulan baik, mudah mudahan nasib saya akan baik!, bismillah” Alda mulai buka internet di Androidnya.
“Saya buka wibsite situs SNPMB, isi data yang diminta, saya lihat keluar pemberitahuan berwarna biru , ada tulisan Selamat! Anda Dinyatakan Lulus Seleksi SNBP tahun 2025. Sontak saya melompat dan langsung memeluk ibu, tangis saya pecah, ucapan syukur Alhamdulillah berulang ulang keluar dari mulut saya dan ibu ” kata Alda Irawan 28 Maret lalu.
Ya, Alda gadis pendiam , tenang dan sederhana, anak keluarga kurang mampu pasangan Irwan (49) dan Irma Suryani (42) warga Padang Sago, Padang Pariaman itu tercatat menjadi salah satu dari 6.939 lulusan SMA/SMK/MAN Sumbar yang berhasil mendapatkan satu kursi di PTN untuk tahun 2025.
Di Universitas dan jurusan apa Alda diterima? Pertanyaan itu tiba tiba muncul dikepalanya ketika sedang hanyut gembira dipelukan ibunya.
Feeling Alda menyebutkan dirinya lulus untuk Universitas Negeri Padang (UNP).” Setelah Alda ulang melihat pengumuman itu, ternyata Alda diterima di Jurusan Kedokteran Universitas Indonesia (UI), kembali Alda memeluk ibu sambil meluapkan rasa syukur” tutur Alda.
Lulus di Universitas Indonesia, PTN paling bergengsi di Indonesia, Universitas ranking 800 dari 1500 Universitas di dunia.
Ya, disitulah nanti Alda akan berkuliah, dia akan masuk kampus berbaur dengan anak anak pintar se Indonesia.
Terbayang kerja keras dan belajar kerasnya sejak SD, SMP dan SMA. Alda aktif dalam berorganisasi, mengikuti berbagai lomba, lomba GenRe 2025 tingkat kabupaten, lomba mata pelajaran biologi dan kedokteran bahkan menjadi bahagian anak SMA Sumbar yang berhasil meraih medali emas bidang biologi dan perak bidang Kedokteran pada Olimpiade Sains Siswa Nasional (OSSN) tahun 2025.
Ditengah kesibukan kegiatan sekolah, di rumah Alda juga bekerja di ladang dan disawah. “Mereka memang dari keluarga kurang mampu, ayah seorang pekerja harian lepas, kadang kadang dapat uang kadang kadang tidak, sementara ibunya berladang dan bersawah, pulang sekolah dia membantu ibunya” kata Nursyamsi, kepala Sekolah SMA Padang Sago.
Sebagai Kepala Sekolah, Nursyamsi turut bersyukur, bahagia dan gembira atas keberhasilan Alda. ” Ini satu satunya anak Sumbar yang dapat Kedokteran UI, tentu kami sangat bersyukur, sekaligus mengangkat kan nama sekolah” kata Nusyamsi (29/3) hari ini.
Karena itu, ditambah pula dengan kondisi ekonomi orang tua Alda yang terbatas, pihak sekolah kata Nursyamsi membantu memfasilitasi Alda untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk mendaftar dan memulai kuliah ke UI.
“Pertama saya lapor pak Kadis Pendidikan Propinsi (Barlius-Red), saya diminta pak Kadis membawa Alda ke beliau, Alhamdulillah pak Kadis serahkan laptop dan sejumlah dana” kata Nursyamsi.
Selain itu Nursyamsi menghubungi Pemkab Padang Pariaman melalui camat setempat, Baznas, Perantau bahkan anak anak Pariaman yang sedang kuliah di UI. “Dari sekitar Rp.50 juta kebutuhan mendaftar pertama dan satu semester, sekarang sudah Rp. 5 juta” katanya. Alda dan kedua orang tuanya kata Nursyamsi tidak memperlihatkan kekhawatiran untuk membiayai Alda kuliah di UI walau kedua orang tua Alda kurang mampu. “Mereka menyatakan yakin, Allah akan berikan jalan untuk membiayai Alda kuliah nantinya, mungkin karena keyakinan dan doa yang sungguh sungguh dari orang tuanya Alda berhasil tembus UI” ujar Kepala Sekolah itu.
Kadis Pendidikan Barlius yang sempat menerima Alda dan Kepsek Nursyamsi mengatakan bangga dengan prestasi Alda Irawan ini. “Saya bangga dengan Alda yang dari keluarga sederhana (kurang mampu) tapi diterima di fakultas dan universitas terkemuka di Indonesia. Tidak ada yang tak bisa. Allah Maha Kuasa. Soal biaya pasti ada solusinya. Untuk bisa belajar di perguruan tinggi bukan sitentukan oleh faktor ekonomi orang tua. Banyak beasiswa sekarang, baik dari pemerintah, swasta, maupun bantuan para dermawan” kata Barlius (29/3) hari ini.
Kepada Alda dan keluarga Barlius ingatkan jangan ada keraguan. “Jalan terus dengan langkah pasti. Niatkan jadi dokter agar bisa membantu masyarakat terutama masyarakat kurang mampu. Biasanya calon dokter yang berasal dari keluarga sederhana, kurang mampu ini akan lebih peduli, empati terhadap kalangan masyarakat bawah, menjalani profesi dokter demi kemanusiaan, jadi dokter yang humanis. Selamat dan sukses untk Alda” kata Barlus.
Sebagai wujud dukungan, Barlius hadiahi satu unit labtop dan uang tiket ke Jakarta.(MK)