Dan, ada juga yang biasa-biasa saja, alakadarnya, tak menonjol, rata-rata air, tak ditulis oleh buku dan tak ada filmnya atau beritanya di media. Inilah yang banyak menghuni kehidupan manusia sebelum pulang. Mereka tidak dijumpai dalam buku sejarah, biografi atau otobiografi.
Lalu apakah orang orang ini, bukan orang besar ? Mungkin iya di mata manusia.
Tapi, buya Hamka mengatakan. Orang besar, adalah orang yang namanya, lebih panjang dari usianya.
Memang manusia itu berbagai ragam dalam kehidupanya menjelang dia pulang dalam waktu yang pendek .
Mark Twin mengatakan, manusia tidaklah sama dan tidak akan menjadi sama dan hidup adalah pilihan diantara Khazanah Allah yang Maha Kaya.
Cara Pulang
PULANG dalam pengertian yang terakhir ini, adalah ditutupnya lembaran hidup manusia di dunia dan memasuki alam baru yang penuh misteri/ ghaib.
Setiap agama ( kepercayaan ), memiliki keyakinan dan ajaran yang berbeda-beda tentang kehidupan setelah pulang.
Tentu saja ada juga yang percaya dan ada yang tidak, terutama mereka yang tak beragama ( atheis ) atau yang tak percaya adanya tuhan, tak percaya ada kehidupan sesudah mati dan tak percaya dengan agama sebagai ajaran dan tuntunan hidup dunia dan juga untuk persiapan Pulang.
Karena itu, pulang Itu hanya bisa diyakini dengan iman. Tanpa iman makna pulang adalah sekadar berakhirnya hidup, seperti diyakini oleh mereka yang berpaham atheis, yang berpendapat, kehidupan hanya ada dunia.
Kini muncul istilah baru yang namanya Agnistik, artinya kami tidak tahu, belum cukup bukti untuk kami percaya adanya tuhan itu.
Tapi yang juga fenomenal adalah cara Pulang. Saya pernah menonton sebuah film lama dengan judul Seribu Wajah Kematian, yang menggambarkan bagaimana bentuk-bentuk akhir kehidupan manusia, yang kemudian bergeser menjadi bangkai yang tak berharga, lalu dibenam, dibakar yang abunya di hanyutkan ke laut lepas sebagai langkah awal menuju perjalanan pulang bagi manusia yang percaya ada kehidupan lain setelah mati.
Tapi entah kemana pulangnya sesudah itu ? Hanya Allah yang tau, manusia diberikan sedikit “bocoran ” saja, kembali dalam genggamanNya.