Kini, lukisan berjudul Pulang itu selalu saya pelihara dengan baik. Saya bersihkan dari debu, saya lap figuranya dan saya pandang- pandang setiap hari, untuk mengingatkan saya, tak lama lagi saya juga akan pulang, agar punya bekal yang banyak di sana, di tempat saya pulang, ketempat keabadian yang penuh tanya.
Ternyata waktu sebelum pulang amatlah pendek dibadingkan masa setelah pulang. Rasanya baru kemarin saya bermain saat kanak-kanak di desa dingin ini. Kini pengembaraan saya tinggal sejengkal menjelang pulang.
Teman saya Alwi Karmena mengatakan, sayup-sayup mulai terdengar bunyi kereta yang akan membawa ke stasiun terakhir, yang akan mengakhiri semua drama kehidupan, fitnah, ghibah, dan berbagai bentuk drama dunia.
Wamalhayatud dun ya, illa lai’bu walah wu. Tidaklah kehidupan dunia melainkan permainan dan senda gurau.
Alahan Panjang, 26 Juni 2022
Penulis adalah pemerhati sosial.