PULAU PUNJUNG – Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Dharmasraya, Salman meminta pemerintah setempat mengatasi kelangkaan pupuk urea bersubsidi yang terjadi.
“Permasalahan kelangkaan pupuk urea bersubsidi yang terjadi sejak beberapa bulan belakangan harus segera diatasi, jika tidak akan menyulitkan petani dan mengancam menurunnya produksi pertanian dan perkebunan,” katanya kepada topsatu.com, Kamis (28/11).
Menurutnya, adanya kelangkaan pupuk urea bersubsidi di daerah tersebut akan membuat usaha perkebunan tidak maksimal. Pihak terkait diminta untuk proaktif mengatasinya.
“Apabila sampai tidak segera diatasi dikhawatirkan akan mengurangi hasil produksi hasil perkebunan masyarakat,” pungkasnya.
Sementara, Anggota Komisi II, asal Fraksi Golkar Berkarya, Amrizal, menilai kelangkaan pupuk bersubsidi sering terjadi karena penyalurannya tidak tetap sasaran. Bahkan sampai keluar daerah Dharmasraya.
Ia mengatakan akan membawah persoalan tersebut ke dalam rapat Komisi II untuk memastikan proses penyaluran pupuk bersubsidi tepat sasaran.
“Kapan perlu Komisi II melakukan Inspeksi mendadak (Sidak) untuk memastikan penyaluran ini tepat sasaran, apabila pemerintah daerah juga tidak bergerak,” tegasnya.
Terpisah, salah seorang petani di Kecamatan Tiumang, Dharmasraya, Izul (36), mengaku sudah beberapa pengencer yang ia datangi tetapi jenis urea tidak ada.
“Saya butuh pupuk untuk kebun sawit, tetapi jenis urea sulit didapat, kalau beli yang nonsubsidi tentu menyulitkan kami karena harga mahal,” katanya.
Petani lainnya di Kecamatan Padang Laweh, Asmantoni (39) juga mengungkapkan hal yang sama. Dimana urea bersubsidi sulit didapatkan dipedagang ecaran.
“Urea ini gunanya untuk campuran pupuk lainnya, kalau saat pemupukan tidak dicampur tentu hasilnya tidak maksimal,” pungkasnya. (roni)