Puskesmas Koto Berapak Adakan Rembuk Stunting

Puskesmas Koto Berapak, Kabupaten Pesisir Selatan menghadiri sekaligus menjadi narasumber dalam rangka kegiatan Rembuk Stunting di Nagari Kapeh Panji Jaya Talaok dan dilanjutkan di Nagari Talaok, kemarin. (ist) 
PAINAN-Puskesmas Koto Berapak, Kabupaten Pesisir Selatan menghadiri sekaligus menjadi narasumber dalam rangka kegiatan Rembuk Stunting di Nagari Kapeh Panji Jaya Talaok dan dilanjutkan di Nagari Talaok, kemarin.

Kegiatan tersebut diikuti langsung oleh Kepala Puskesmas Koto Berapak, Nofriadi, SKM. MM bersama Tim Gizi dan Bidan Desa setempat.

Kepala Puskesmas Koto Berapak, Nofriadi mengatakan, Rembuk Stunting merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah nagari yang merupakan suatu wadah musyawarah dalam rangka merencanakan program dan kegiatan penurunan stunting di wilayah nagari untuk tahun 2024 dan RKP 2025 yang dipandu oleh Pendamping Kecamatan.

“Puskesmas Koto Berapak, dalam hal ini menyampaikan pesan dan penekanan tentang pentingnya kerjasama antar lintas sektor dalam menurunkan angka stunting di 2 nagari tersebut, dimana untuk 2 nagari tersebut terdapat 23 balita stunting dan mengalami kenaikan 1 orang dari tahun 2023 yaitu 24 orang balita,” jelasnya.

Dikatakan, stunting merupakan suatu gejala gangguan pertumbuhan anak balita berdasarkan umur sesuai yang ditetapkan oleh standar WHO, atau disebut juga stunting adakah anak pendek dan sangat pendek berdasarkan indikator tinggi badan dibanding umur anak.
“Stunting merupakan suatu gejala gangguan pertumbuhan anak balita berdasarkan umur sesuai yang ditetapkan oleh standar WHO, atau disebut juga stunting adakah anak pendek dan sangat pendek berdasarkan indikator tinggi badan dibanding umur anak,” katanya.

Penyebab stunting ini lebih disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang dimulai dari masa remaja, lanjut dengan ibu hamil dan melahirkan serta pada tahap balita.

“Penatalaksanaan stunting ini lebih difokuskan kepada perbaikan gizi, disamping juga memperbaiki masalah faktor determinan lainnya, sehingga untuk tahun 2025 angka stunting diharapkan dapat kita turunkan untuk mencapai periode masa emas Indonesia,” tutupnya. (son)