Rahmad Vaisandri Sopir Bus Jakarta-Lubuk Basung Dibunuh, Keluarga Minta Polisi Jakarta Usut Tuntas

LUBUK BASUNG, – Rahmad Vaisandri, akrab dipanggil Amaik (29) namanya sudah menjadi buah bibir, terutama para penumpang bus antar pulau, rute Lubuk Basung ( Agam Sumbar)- Jakarta. Sebab anak muda berparas ganteng asal Balai Selasa Kecamatan Lubuk Basung, kabupaten Agam itu terkenal sopan dan ramah sehingga menyamankan pengguna jasa bus bermerek dinding Al Hijrah tambang Padang – Jakarta
“Keramahan Rahmad Vaisandri ini menjadi salah satu daya tarik penumpang bus dari Lubuk Basung Ke Jakarta, atau sebaliknya sehingga bus Al Hijrah yang baru setahun terakhir masuk Lubuk Basung makin diminati.” kata Anton Maulana (34) salah seorang pemilik bus angkutan penumpang di Lubuk Basung Sabtu ini (9/11).

“Dia masih sangat muda, tapi sudah lama sekali jadi sopir bus penumpang, dia tenang, lunak dan sopan, baik sekali orangnya, saya cukup kenal si Amaik” sambung Anton.
Kini tentang Amaik tinggal cerita, dia viral di medsos karena dia diketahui sudah meninggal dalam keadaan menyedihkan. Mayatnya dijemput keluarganya antara lain mamaknya (paman) Helton seorang pejabat eselon II di kabupaten Agam.
Helton mengaku didampingi oleh keluarga lain termasuk Rukun Keluarga Kecamatan Lubuk Basung (RKKL) di Jakarta mengambil mayat Amaik di sebuah Rumah Sakit di Jakarta Selatan.

Soal kematian adalah suatu keniscayaan, mati itu pasti dan semua orang akan menemuinya, suatu kewajaran. Tapi kematian Amaik anak Pak Tiar yang juga mantan sopir bus itu dipastikan tidak wajar dan menyisakan tanda tanya yang harus diungkap secara hukum.
“Waktu kami ambil mayat melalui Polisi Metro Jakarta Selatan, kematian Amaik diinformasikan kepada kami karena pembunuhan, dia dibunuh, sebelumnya dianiaya, ya tapi tidak diketahui siapa pembunuhnya, kami minta diusut, bantu lah kami.” kata Helton.

Helton mengaku meminta otopsi atas mayat kemenakannya itu. “Kondisi tubuhnya sangat mengenaskan, seperti disemblih , sebelumnya mungkin disiksa karena banyak luka luka, sekujur tubuhnya luka luka seperti habis diseret paksa, itu ada dalam laporan otopsi”. Kata Helton.
Helton kemudian menjelaskan kronologis kejadian yang dirangkai berdasarkan informasi keluarga dan polisi. Amaik, kemenakannya itu punya alamat di Jakarta yaitu Jln Eretani 1. Rt/Rw 009/001.
Kel/ Desa : Balekambang Kramat Jati, Jakarta, tapi bolak balik ke Lubuk Basung karena dia sopir bus Al Hijrah Jkt – Padang. Sebelum tanggal 20 Oktober, kata Helton entah 18 atau 19 Oktober dia berangkat dari Lubas ke Jakarta. “Tapi Tanggal 20 Oktober keluarga putus kontak, hape tak hidup, WA tak dibalas, namun keluarga belum curiga, selang beberapa 2 hari kemudian baru keluarga merasa kehilangan, Amaik tak ditemukan ” ujar Helton.
Satu satunya kontak terakhir kata Helton, adalah Chating Amaik dengan seorang teman wanita, yang ditenggarai pacarnya Amaik. “Isi chating Amaik adalah tentang dirinya yang galau, dan akan pergi ke Jepang, tanggal 20 akan mengurus paspor untuk pergi ke Jepang” kata Helton.
Pihak keluarga tidak mendapat informasi tentang kegalauannya. Tapi setelah beberapa hari putus baru pihak keluarga melapor ke Polres Metro pada hari Rabu 30 Oktber 2024 jam 13.15 wib. Dari polisi Polsek Pasar Rebo dapat informasi ditemukan tas yang berisi dokumen milik yang bersangkutan. “Menurut polisi, tas itu ditemukan tanggal 28 Oktober 2024, didepan terminal Kampung Rambutan Jaktim” kata Helton.

Semanjutnya Tanggal 5 Nof 2024 pihak keluarga dapat informasi dari Polsek Metro bahwa almarhum sudah dirumah sakit dalam kondisi meninggal dengan luka robek di kepala 29 jahitan tubuh lainya luka lebam, dari informasi pihak Rs. Kramat Jati Almarhum diantar oleh massa dengan kondisi meninggal sejak tanggal 24 Nof 2024. Jadi mayat Amaik, tersimpan di kamar mayat selama 11 hari.
“Para pengantar melaporkan bahwa mayat ini adalah korban pengeroyokan massa atas tuduhan copet ” ujar Helton.
Keluarga kata Helton, apa pun tuduhan terhadap kemenakannya , pihak keluarga tidak bisa menerima begitu saja. “Kami mendesak pihak penegak hukum memproses dan mengusut kematian anak kemenakan kami, kami butuh bantuan semua pihak, terutama perantau Minang di Jakarta, tokoh tokoh Minang, RKKL dan siapa saja yang bisa membantu kami mengungkap motif pembunuhan terhadap kemenakan kami ” Kata Helton. (MK)