PADANG-Dinas Kebudayaan Sumatera Barat menggelar seminar, dalam rangkaian Festival Kerajaan Jambu Lipo Jambu Lipo Ranah Godok Obuih. Seminar itu berlangsung selama dua hari, Rabu-Kamis (1-2/12) di Hotel Bumi Minang Padang.
Pada hari pertama Rabu digelar seminar hasil penelitian sejarah dan budaya Kerajaan Jambu Lipo sekaligus peluncuran hasil riset ini. Pada Kamis (2/12) dilanjutkan dengan penampilan seni tradisi, pemutaran film dokumenter tentang Kerajaan Jambu Lipo.
Menurut Sudarmoko, Ketua Tim Peneliti, sampai hari ini, Kerajaan Jambu Lipo yang berada di Nagari Lubuk Tarok, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat masih melakukan aktivitas, memiliki struktur dan perangkat, wilayah, benda dan simbol kerajaan yang mendapat pengakuan dari masyarakat dan pihak luar.
“Berdasarkan observasi di lapangan, mengunjungi lokasi-lokasi penting yang terkait dengan Kerajaan Jambu Lipo, dilakukan diskusi dan wawancara mendalam dengan daerah-daerah rantau kerajaan di Dharmasraya dan Solok Selatan, lalu pelacakan referensi yang tersedia, terdapat sejumlah temuan penting berkenaan dengan Kerajaan Jambu Lipo ini,” kata Sudarmoko dalam relisnya, Selasa (30/11).
Selain Sudarmoko, peneliti lain yang terlibat dalam riset ini adalah Nopriyasman, Ivan Adilla, dan Hary Efendi Iskandar. Seminar yang bisa diikuti masyarakat secara daring (online) dan juga dengan luring terbatas.
Hasil penelitian sejarah dan budaya Kerajaan Jambu Lipo ini akan ditanggapi Prof. Ahmad Syafi’i Maarif (ulama dan cendekiawan Indonesia dan tokoh masyarakat Sijunjung), Prof. Novesar Jamarun (Rektor ISI Padang Panjang dan tokoh masyarakat Sijunjung), Prof. Raudha Thaib (Ketua Bundo Kanduang Sumatera Barat dan Pewaris Kerajaan Pagaruyung), Syafruddin Datuak Sanggono, Hidayat, (anggota DPRD Sumatera Barat dan tokoh masyarakat Sijunjung), Benny Dwifa Yuswir (Bupati Sijunjung), dan Hasril Chaniago (jurnalis senior Indonesia). Sedangkan untuk pengaturan lalu lintas perjalanan seminar digawangi M. Yusuf.
Menurut Gemala Ranti, Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, menyelenggaraan Festival Kerajaan Jambu Lipo Ranah Godok Obuih Kenagarian Lubuk Tarok ini merupakan salah satu upaya pelindungan, pengembangan, dan pembinaan terhadap warisan budaya Sijunjung.
“Selain seminar dan peluncuran hasil penelitian, Festival Jambu Lipo ini ditujukan mengangkat dan mempromosikan keberadaan dan eksistensi Kerajaan Jambu Lipo dengan menampilkan beragam peristiwa budaya antara lain prosesi Rajo Manjalani Rantau, pertunjukan seni tradisi tari tanduak dari Kerajaan Jambu Lipo,” urainya.
Gemala Ranti menambahkan, kegiatan Festival Kerajaan Jambu Lipo Ranah Godok Obuih ini bisa dilaksanakan Dinas Kebudayaan Sumatera Barat karena difasilitasi Hidayat, anggota DPRD Sumatera Barat.
Sementara Hidayat mengatakan, Festival Kerajaan Jambu Lipo Ranah Godok Obuih dengan segenap keberagaman kegiatan budaya di dalamnya, termasuk penelitian sejarah oleh para ahli yang berkompeten, sebagai langkah awal membuka lebih luas perspektif masyarakat, utam.anya generasi penerus Jambu Lipo agar paham nilai-nilai sejarah, sosial, budaya, dan asal usulnya.
“Kerja ini tujuannya agar generasi muda dan penerus Kerajaan Jambu Lipo dan Nagari Lubuak Tarok agar memahami warisan budaya, nilai-nilai sejarah, dan sosialnya. Selain itu, kita berharap Kerajaan Jambu Lipo jadi perhatian nasional. Dan itu saya kira sudah terjadi,” terang Hidayat.
Bukti Kerajaan Jambu Lipo menjadi perhatian nasional, tambah Hidayat, ketika Ketua DPD RI Lanyala Mahmud Mattalitti dianugerahi gelar kehormatan Tuanku Palito Alam oleh pewaris Kerajaan Jambu Lipo Tuanku Rajo Godang, Firman Bagindo Tan Ameh di Istana Kalambu Suto, Kerajaan Jambu Lipo, pada Sabtu (27/11) lalu.
“Saya pribadi sangat senang keberadaan Kerajaan Jambu Lipo diapresiasi Pak Ketua DPD RI Lanyala Mahmud Mattalitti. Ini membanggakan. Dampaknya sangat positif dan bisa mempercepat pembangunan ekonomi, infrastruktur dan budaya di Lubuak Tarok. Tujuan utama kita memang itu. Eksistensi Kerajaan Jambu Lipo jadi perhatian nasional dan pusat,” terang Ketua IKA FIB Unand ini. (rel)