PADANG – Koordinator Wilayah (Korwil) Gempita Sumbar, Nurkhalis resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumbar sebagai bakal calon anggota DPD RI, Sabtu (13/5) sore
Pejuang petani itu diantar sejumlah tokoh masyarakat, diantaranya Pandong Spenra, Ketua KNPI Sumbar Nanda Satria, Ketua Umum DPP Ika Alumni Universitas Bung Hatta Hangky Mustav Sabarta, politisi Maidestal Hari Mahesa, mantan Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan, Wakil Ketua KNPI Sumbar Muhammad Rafi dan Ikhsan Fausta Alinea, serta lainnya.
Kemudian ratusan pendukung dari berbagai daerah di Sumbar, sehabat petani dan para tetua, ulama, serta lainnya. Menariknya mereka yang hadir semuanya menggunakan topi caping sebagai ciri khas pendukung Nurkhalis. Tak ayal, “petani menang’ pun menggema di kantor KPU yang berlokasi di Jalan Pramuka, Padang itu.
Usai penyerahan berkas pendaftaran, Nurkhalis menyatakan kesiapannya untuk maju bertarung dalam Pemilu 2014 sebagai calon senator dari Sumatera Barat. “Saya siap maju dalam konstelasi Pemilu mendatang atas dorongan, semangat dan dukungan dari para tokoh, senior, sahabat petani dan para petani Sumatera Barat,” tuturnya yang disambut gemuruh “petani menang’ dari pendukungnya.
Khalis sapaan akrabnya memang mengabdikan dirinya selama ini bagi kemajuan petani. Sebutan pejuang petani bagi pria yang menyandang gelar sarjana hukum itu serasa pantas. Ia menginisiasi gerakan “Pemuda Ayo Bertani”, “Menjagungkan Lahan Tidur” dan berbagai program lainnya. Ia langsung terjun ke lapangan mengajak pemuda mau bertani. Tak kala kesulitan peralatan, ayah dua anak ini memperjuangkan puluhan alat mesin pertanian modern ke Kementerian Pertanian di Jakarta. Alhasil bersama para pemuda di Sumbar ia berhasil membuka sekitar 10 ribu hektare lahan terlantar.
Suami Silvia Sismona ini pun membina dan mendorong petani untuk membudayakan pupuk organik, berikut cara bertani modern. Bahkan ia bersama sahabat petani terlibat aktif dalam memperjuangkan Undang-undang nomor 19 tahun 2013 tentang turunan dari hak-hak perlindungan petani dan penguatan lembaga petani.
Khalis juga memikirkan pendidikan anak-anak petani. Ia mendirikan PKBM Gempita. Ratusan anak-anak putus sekolah yang sebagain besar orangtuanya petani bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi tanpa memikirkan biaya. Alumninya bahkan ada yang sudah magang di luar negeri. Belakangan PKBM Gempita menggandeng sejumlah perguruan tinggi untuk bekerja sama dalam hal kelanjutan pendidikan tamatan PKBM Gempita.
Tak hanya itu, Khalis bersama Sahabat Petani juga mendiringan Rumah Pengaduan Petani, tempat menjaring berbagai persoalan petani. “Rumah Pengaduan Petani inilah yang jadi ikatan batin antara kita dan petani. Tempat kita berjuang bersama petani untuk kemajuan petani Sumatera Barat,” tuturnya. (mat)